Portofolio Investasi Andalan Rontok, Nilai Aset Bersih SRTG Susut 20 Persen di 2023
Emiten investasi milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan nilai aset bersih atau Net Asset Value (NAV) sebesar Rp48,9 triliun.
IDXChannel - Emiten investasi milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan nilai aset bersih atau Net Asset Value (NAV) sebesar Rp48,9 triliun. NAV tersebut mengalami penurunan 20 persen dibandingkan periode 2022.
Direktur Investasi SRTG, Devin Wirawan mengungkapkan, turunnya nilai aset bersih perseroan disebabkan oleh gejolak harga komoditas sepanjang tahun lalu yang berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga, yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
“Fluktuasi harga saham tersebut ikut berdampak terhadap NAV Saratoga pada akhir tahun lalu,” kata Devin dalam keterangan resminya, Senin (18/3/2024).
Meski demikian, perseroan mampu mengoptimalkan kinerja perusahaan-perusahaan portofolionya melalui capaian dividen dan hasil divestasi yang menguntungkan. Hal ini tercermin dari arus kas dividen dan divestasi SRTG di akhir tahun yang mencapai level tertinggi, yaitu sebesar Rp3,9 triliun.
Devin menambahkan, tahun lalu merupakan momentum penting bagi perseroan dalam menjalankan strateginya sebagai perusahaan investasi. Selain mendorong peningkatan dividen di tengah kondisi pasar yang dinamis, perseroan juga melakukan divestasi dan monetisasi terhadap portofolio yang sudah matang dan menghasilkan return maksimal bagi perseroan.
“Dengan dana kas tersebut, kami mempunyai kapasitas yang luas untuk melakukan berbagai inisiatif strategi investasi, baik di 2023 maupun pada tahun-tahun yang akan datang,” ujar Devin.
Dengan dukungan neraca yang kuat, lanjut Devin, pada tahun lalu, SRTG juga telah menjalankan strategi investasinya dengan meningkatkan kepemilikan di PT MGM Bosco Logistik (MBL), sehingga menjadi pemegang saham mayoritas.
Lebih lanjut, Devin optimistis, dengan fundamental baik yang dimiliki, perusahaan portofolio seperti ADRO dan MDKA akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Apalagi dua entitas perusahaan tersebut berada di sektor strategis, yaitu komoditas batubara, emas, nikel dan bisnis hilirisasi komoditas, yang berdampak langsung terhadap perekonomian global maupun domestik.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan SRTG, Lany D. Wong mengatakan, perseroan berhasil dalam memperkuat likuiditas internal pada 2023. Hal ini terlihat dari penurunan posisi utang yang juga berdampak pada terpangkasnya biaya bunga hingga 49% di tahun lalu.
“Keberhasilan ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam mengelola modal secara hati-hati di tengah masih berlangsungnya iklim suku bunga dunia yang tinggi,” kata Lany.
Berdasarkan posisi 31 Desember 2023, perseroan tercatat menurunkan utang bersih hingga 62% menjadi Rp263 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp688 miliar. Perseroan juga sanggup menjaga rasio biaya dan utang tetap berada pada tingkat yang sehat.
“Biaya operasional terhadap NAV masing-masing sebesar 0,5% dan loan to value menjadi 0,4% dari sebelumnya 1,1% pada tahun 2022,” ujar Lany.
Tahun 2024, perseroan akan terus aktif dalam menjalankan strategi investasinya. Langkah ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif.
Tak hanya itu, berakhirnya proses pemilihan umum secara damai pada Februari lalu juga menjadi modal yang baik bagi pelaku usaha untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis mereka.
Saratoga akan tetap fokus meningkatkan investasi di sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia.
Salah satu strateginya adalah memperkuat investasi di portofolio yang sudah ada atau menambah portofolio baru yang memiliki prospek pertumbuhan bisnis yang baik dalam jangka panjang.
(FAY)