MARKET NEWS

Potensi Perpanjangan Restrukturisasi Kredit Covid-19 Bakal Pengaruhi IHSG Pekan Ini

Anggie Ariesta 01/07/2024 11:02 WIB

Jokowi mengusulkan kebijakan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang seharusnya selesai pada Maret 2024 diperpanjang hingga 2025.

Potensi Perpanjangan Restrukturisasi Kredit Covid-19 Bakal Pengaruhi IHSG Pekan Ini (foto: MNC media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini, 1 sampai 5 Juli 2024 diprediksi bakal dipengaruhi sejumlah sentimen penting.

Selain potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19, pergerakan IHSG diyakini juga bakal cukup terpengaruh oleh inflasi Indonesia dan gerak rupiah dan asing.

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, mengatakan bahwa inflasi Indonesia pada Juni 2024 diprediksi turun ke 2,7 persen seiring tekanan harga pangan yang sudah mulai menurun, sementara itu terkait gerak Rupiah dan foreign. 

Selain itu, pada minggu ini gerak IHSG akan bergantung pada pergerakan dari Rupiah terhadap Dollar yang diperkirakan akan mulai stabil seiring prospek pemotongan suku bunga karena data inflasi AS yang kembali melandai.

"Kembali masuknya investor asing ke saham-saham big caps juga dinantikan pelaku pasar seiring stabilnya nilai tukar. Diharapkan, terjadi pemotongan suku bunga di bulan Desember nanti. Adapun rentang USD-IDR di 16.280-16.450," ujar Angga, dalam risetnya, Senin (1/7/2024).

Sebelumnya, IHSG melanjutkan tren positifnya dan berhasil tembus di atas level 7.000, di mana IHSG sepanjang sepekan lalu menguat 2,67 persen ke level 7.063,58 pada akhir perdagangan Jumat (28/6/2024).

Angga menegaskan penguatan IHSG tertopang 2 top gainers yakni IDX ENERGY yang menguat 2,70 persen karena kenaikan saham DSSA dan BYAN dan IDX BASIC yang menguat 2,66 persen karena kenaikan saham TPIA dan SMGR.

Sementara, top losers yang menghambat penguatan IHSG yakni IDX PROPERTY yang melemah -0,83 persen karena koreksi saham properti utama yakni PWON, SMRA dan BSDE.

Sejumlah sentimen yang menopang laju IHSG yakni inflasi PCE AS, HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia, potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19 dan window dressing akhir kuartal II.

Angga merinci inflasi PCE AS masih sesuai prediksi turun ke 2,6 persen karena penurunan harga barang dan energi.

"Jika inflasi semakin mendekati target 2 persen the Fed maka suku bunga bisa diturunkan sesuai timeline yaitu Desember. Hal ini baik untuk pasar saham secara general," ujar Angga.

Terkait sentimen HSBC yang menurunkan peringkat saham Indonesia menyusul Morgan Stanley, HSBC Holding Plc menurunkan rating saham Indonesia dari overweight menjadi neutral buntut risiko tekanan earning karena tingginya suku bunga dan melemahnya Rupiah serta ketidakpastian kebijakan pemerintah karena potensi pergantian kabinet yang akan berlangsung dalam jangka pendek ini.

"Hal ini tentunya berdampak negatif terhadap potensi arus modal asing yang bisa masuk ke pasar modal Indonesia," ujar Angga.

Selanjutnya, ada sentimen cukup menarik yang masih akan memengaruhi market dalam beberapa minggu ke depan yakni sentimen potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19. 

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan kebijakan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang seharusnya selesai pada Maret 2024 diperpanjang hingga 2025.

OJK mengatakan sebelum pengambilan keputusan pencabutan program restrukturisasi Maret kemarin telah melakukan serangkaian penghitungan dari segi kecukupan modal hingga Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Pihaknya juga mengawal dan memperhatikan agar kebijakan ini tidak mengganggu likuiditas dan kapasitas pertumbuhan kredit.

"Jika jadi diterapkan perpanjangannya, ini bisa menjadi katalis positif untuk sektor perbankan," ujar Angga.

Sentimen terakhir yakni window dressing akhir kuartal II. Angga menjelaskan IHSG bergerak naik hampir 2 persen pada perdagangan hari Jumat seiring momentum tutup kuartal kedua dan semester I tahun 2024.

"Inflow asing mencapai 2,1 triliun pada Jumat lalu. Konsistensi masuknya asing harus dilihat di minggu ini untuk meyakinkan pelaku pasar, apakah investor asing sudah mulai masuk kembali seiring meredanya inflasi AS dan potensi pemotongan suku bunga," ujar Angga.

Berkaca pada sejumlah data ekonomi dan sentimen minggu ini, termasuk potensi perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham ini untuk trading pada minggu ini hingga Jumat (5/7/2024).

1. Buy BMRI (Support 5.925, Resist 6.550) - Potensi diperpanjangnya restrukturisasi kredit Covid sampai 2025 menjadi angin positif untuk sektor perbankan karena akan memengaruhi kinerja sektor perbankan.

2. Buy SMGR (Support 3.560, Resist 4.100) - IDX Basic yang menjadi salah satu sektor penopang indeks di minggu kemarin berpotensi berlanjut dengan SMGR sebagai salah satu anggota IDX Basic.

3. Buy on Breakout BUKA (Support 137, Resist 152) - Terdapat akumulasi salah satu broker dan berpotensi breakout resistance 142 dalam jangka pendek. Prospek inflasi Indonesia yang kembali menurun juga membuka peluang penurunan suku bunga dalam jangka menengah dan menguntungkan emiten seperti BUKA.

(TSA)

SHARE