MARKET NEWS

PP Presisi (PPRE) Fokus Tingkatkan Kinerja Melalui Bisnis Jasa Pertambangan

Kunthi Fahmar Sandy 24/11/2022 15:47 WIB

PP Presisi (PPRE) konsisten untuk fokus pada bisnis jasa pertambangan yang menjadi winning strategy di 2023.

PP Presisi (PPRE) Fokus Tingkatkan Kinerja Melalui Bisnis Jasa Pertambangan (FOTO:MNC Media)

IDXChannel – PP Presisi (PPRE) konsisten untuk fokus pada bisnis jasa pertambangan yang menjadi winning strategy di 2023. 

Hal ini terungkap di dalam paparan publik tahunan yang telah diselenggarakan pagi ini. “Seiring dengan pencapaian revenue sembilan bulan 2022 sebesar Rp2,6 triliun yang mengalami peningkatan 40% apabila dibandingkan YoY sembilan bulan 2021 sebesar Rp1,8 triliun, kontribusi pendapatan pada lini bisnis jasa pertambangan telah mencapai sebesar 27,3%," ujar Rully Noviandar Direktur Utama PT PP Presisi Tbk Kamis (24/11/2022).

Pencapaian revenue tersebut merupakan hal yang menggembirakan ditengah fokus Perseroan pada pengembangan bisnis jasa pertambangan kedepan sebagai sumber recurring income. Fokus tersebut tentunya juga selaras dengan kebijakan pemerintah dalam program hilirisasi tambang dengan menggeliatnya pembangunan smelter yang mendorong permintaan akan bahan baku baterai yang menyebabkan peningkatan harga pada nikel.

“Kami menargetkan peningkatan revenue lebih dari 20% pada tahun 2023. Untuk mencapai tujuan tersebut kami telah menyusun winning target 2023 melalui strategi optimalisasi alat berat, peningkatan kapasitas keuangan, peningkatan kapabilitas SDM, penerapan sistem SCM tersentralisasi, dukungan IT & equipment technology, serta peningkatan tata kelola Perusahaan. Diharapkan melalui upaya upaya tersebut, fokus kami pada jasa pertambangan yang terintegrasi dapat segera terwujud yang akan memberikan better profit, better cashflow dan 

pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder,” tambah Rully. 

Selain itu Perseroan juga telah melakukan financial strategi melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I PP Presisi Tahun 2022 (Obligasi) yang digunakan untuk menambah fleet jasa pertambangan yang dibutuhkan seiring dengan peningkatan dan proyeksi kontrak baru. Hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan 1 Tahap 1 Tahun 2022 Rp202,9 miliar dengan biaya penawaran umum obligasi Rp4,9 miliar.

Sehingga perolehan hasil bersih Rp198 miliar dengan perencanaan penggunaan 70% belanja modal dan 30% modal kerja. 

"Adapun realisasi penyerapan penggunaan dana obligasi per September 2022 yaitu belanja modal mencapai Rp77,2 miliar (56%) dari target Rp138,6 miliar dan modal kerja Rp56,8 miliar (96%) dari target Rp59,4 miliar, sehingga kami masih memiliki kelonggaran dalam menggunakan dana obligasi untuk menambah fleet jasa pertambangan," ujar Arif Iswahyudi Direktur Keuangan Perseroan.

(SAN)

SHARE