MARKET NEWS

Pra Penjualan Ciputra (CTRA) Capai Rp5,1 Triliun di Kuartal II 2023

Cahya Puteri Abdi Rabbi 14/07/2023 17:31 WIB

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berhasil meraup pendapatan pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp5,1 triliun hingga kuartal II 2023.

Pra Penjualan Ciputra (CTRA) Capai Rp5,1 Triliun di Kuartal II 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berhasil meraup pendapatan pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp5,1 triliun hingga kuartal II 2023.  Angka tersebut setara dengan 57% dari total target tahun ini yang sebesar Rp8,9 triliun.

Direktur Independen CTRA, Tulus Santoso, mengatakan hasil tersebut didapat dari produk baru perseroan yang berada di Serpong. “Pencapaian ini didorong oleh suksesnya peluncuran produk residensial dan ruko dari proyek baru perseroan yakni Citra Garden Serpong, serta beberapa tambahan proyek klaster terbaru di sejumlah daerah di Indonesia,” kata dikutip dari 2nd Session IDX Channel pada Jumat (14/7/2023).

Tulus mengatakan, hasil peluncuran proyek pada semester pertama tahun ini berhasil memberikan kontribusi penjualan pemasaran sebesar Rp2,4 triliun dengan tingkat penerimaan 95% dari penjualan 1.379 unit.

Sebelumnya, pada kuartal pertama tahun ini perseroan mencetak pendapatan pra penjualan sebesar Rp3,4 triliun, naik 34% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 lalu.

Selain rumah tapak, proyek komersial juga turut menyumbang angka pra penjualan sebesar Rp440 miliar, salah satu pendorongnya yakni peluncuran produk baru di Citraland Surabaya yang berkontribusi sebesar Rp169 miliar. Sementara, sisanya berasal dari segmen apartemen dan perkantoran yang menyumbang sebesar Rp130 miliar.

Lebih lanjut, CTRA optimistis bisnis properti pada 2023 mendatang masih akan cerah, meski di tengah ancaman resesi global dan kenaikan suku bunga acuan. Prospek bisnis properti ke depannya dinilai masih akan positif. Hal itu dikarenakan permintaan atau demand untuk rumah tinggal saat ini masih tinggi.

Managing Director CTRA Budiarsa Sastrawinata mengatakan sektor properti residensial masih menjadi yang paling resilien di tengah kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, adanya respons positif dari perbankan dalam skema pembiayaan kredit pembiayaan rumah (KPR) meski suku bunga naik juga menjadi faktor pendorong masih tingginya demand masyarakat untuk memiliki hunian.

“Kami turut mengapresiasi sektor perbankan yang memberi perhatian, sehingga membuat pasar properti masih cukup positif,” pungkasnya.

(FRI)

SHARE