MARKET NEWS

Prancis Kalah di Final Piala Dunia, Indeks CAC Keok 3,37 Persen dalam Sepekan

Dinar Fitra Maghiszha 19/12/2022 13:53 WIB

Prancis harus mengecap kekalahan dalam laga final Piala Dunia 2022. Sementara itu, indeks CAC ternyata mengalami penurunan 3,37% dalam sepekan.

Prancis Kalah di Final Piala Dunia, Indeks CAC Keok 3,37 Persen dalam Sepekan. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Para penggemar sepak bola baru saja menikmati laga final Piala Dunia pada Minggu malam (18/12). Laga yang intens memaksa Prancis tunduk menerima kekalahan melawan Argentina dalam drama adu penalti.

Duka mendalam suporter 'Si Ayam Jantan' ini  juga dirasakan investor pasar modal Prancis saat indeks utama CAC 40 tampil kurang memuaskan sepanjang pekan lalu.

Terhitung pada perdagangan periode 12-16 Desember 2022, indeks yang mewakili performa 40 saham big caps di Prancis atau Euronext Paris itu turun 3,37%, berakhir keok 1,08% di level 6.452,63 pada Jumat lalu (16/12).

Tiga komponen perusahaan yang membebani di akhir pekan lalu, antara lain WFD Unibail Rodamco turuk 4,74%, Eurofins Scientific merosot 3,54%, dan Capgemini turun 3,45%. 

Sedangkan tiga top gainers ditempati oleh BNP Paribas menguat 1,68%, Societe Generale tumbuh 1,27%, dan Credit Agricole naik 0,41%.

CAC 40 sebagai indeks yang terhubung ke indeks bursa saham Eropa membuat sentimen penggerak pasar modal Prancis mengekor ke sejumlah berita ekonomi dan politik di Eropa. 

Pada Kamis lalu (15/12), Bank Sentral Eropa (ECB) resmi mengerek suku bunga acuan sebesar 50 basis poin. Nada hawkish Presiden ECB Christine Lagarde mengisyaratkan bahwa pengetatan moneter di Negara Biru masih akan tetap berlanjut demi menahan laju inflasi.

“Suku bunga masih harus naik secara signifikan untuk memastikan pengembalian inflasi ke target jangka menengah 2%," kata Lagarde, dikutip dari Investing, Senin (19/12/2022).

Dari sisi fundamental makro, Prancis diproyeksikan masih akan menjumpai kontraksi ekonomi menyusul pemogokan pekerja dan pemadaman reaktor nuklir. Menurut proyeksi badan statistik Prancis (INSEE), ekonomi terbesar kedua di zona Euro itu akan tumbuh 2,5% secara tahunan, lebih rendah dari ekspektasi pemerintahan Emannuel Macron yang berekspektasi sebesar 2,7%.

Prancis dilanda serangkaian pemogokan kilang sejak bulan Oktober yang memangkas pasokan bahan bakar mobil, sementara masalah pemeliharaan armada 56 reaktor nuklir Prancis yang menua mengurangi output daya mereka ke level terendah dalam 30 tahun terakhir.

(FAY)

SHARE