MARKET NEWS

Produksi Emas Terganggu, Begini Proyeksi Bisnis Antam (ANTM) Paruh Kedua 2025

Desi Angriani 05/10/2025 12:35 WIB

Antam diperkirakan mengalami penurunan volume penjualan emas dalam jangka pendek akibat gangguan pasokan dari PT Freeport Indonesia (PTFI).

Produksi Emas Terganggu, Begini Proyeksi Bisnis Antam (ANTM) Paruh Kedua 2025 (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam diperkirakan mengalami penurunan volume penjualan emas dalam jangka pendek akibat gangguan pasokan dari PT Freeport Indonesia (PTFI).

Insiden longsor di area tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September lalu, membuat PTFI menangguhkan operasi penambangan bawah tanahnya. Akibatnya, pasokan emas ke ANTM terganggu sekitar 30 ton atau setara 66 persen dari total volume emas 2025F yang diproyeksikan sebesar 45 ton.

Berdasarkan estimasi Samuel Sekuritas dalam riset terbarunya, Kamis (2/10/2025) penangguhan ini berpotensi memotong volume penjualan emas ANTM sebesar 10 ton tahun ini.

Namun, penurunan tersebut sebagian akan tertutupi oleh impor emas sekitar 5 ton dari pasar luar negeri. Pemulihan pasokan emas diperkirakan terjadi secara bertahap mulai kuartal IV-2025 hingga 2026, seiring proses perbaikan tambang dan diproyeksi kembali normal pada 2027.

Dengan mempertimbangkan potensi keterlambatan perbaikan dan pengadaan alternatif pasokan, asumsi konservatif volume penjualan emas ANTM 2025 akan sebesar 40 ton.

Bisnis nikel pulih di paruh kedua 2025

Selain emas, bisnis nikel ANTM juga menunjukkan sinyal pemulihan pada semester II-2025. Samuel Sekuritas memperkirakan volume penjualan feronikel (FeNi) akan meningkat menjadi 11 ribu TNi pada semester II-2025, naik signifikan dari 6 ribu TNi pada semester I.

Katalis positif datang dari revisi regulasi yang kembali mengizinkan penjualan feronikel dengan harga acuan pasar global (LME-linked), setelah sebelumnya harga domestik HPM sempat menjadi penghambat penjualan.

Untuk bijih nikel, operasi tambang di Pulau Gag akan kembali berjalan pada Oktober 2025 setelah sempat ditangguhkan sementara akibat isu lingkungan. Pemulihan operasi ini akan memungkinkan ANTM mencapai target volume penjualan bijih nikel 2025 sebesar 15 juta ton, atau tumbuh 82,1 persen secara tahunan.

Target saham ANTM naik ke Rp4.600, rekomendasi BUY

Meski menghadapi gangguan pasokan emas, Samuel Sekuritas menaikkan proyeksi laba ANTM seiring revisi kenaikan harga emas 2025 sebesar 21 persen.

Berdasarkan analisis sensitivitas, setiap kenaikan harga emas sebesar 3 persen akan mengerek laba bersih ANTM hingga 10,6 persen. Prospek jangka panjang emiten juga diperkuat oleh proyek-proyek strategis nikel di Halmahera Timur, yakni fasilitas RKEF berkapasitas 88 ktpa yang ditargetkan beroperasi pada 2027 dan proyek HPAL berkapasitas 55 ktpa yang direncanakan mulai berproduksi pada 2028.

Dari sisi valuasi, saham ANTM dinilai masih menarik dengan valuasi P/E 2026F sebesar 14x. Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY, dengan mengerek harga saham ke Rp4.600 per saham, yang mencerminkan potensi kenaikan (upside) sekitar 43 persen.

Meski demikian, masih ada sejumlah risiko utama, seperti kemungkinan harga emas global yang lebih rendah dari perkiraan, potensi keterlambatan operasional, serta risiko force majeure lain yang dapat memengaruhi kinerja.

>

(DESI ANGRIANI)

SHARE