MARKET NEWS

Produksi Nikel Naik Enam Persen, Intip Strategi Vale Indonesia (INCO) 

Cahya Puteri Abdi Rabbi 17/10/2023 18:15 WIB

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan produksi 17.953 metrik ton nikel dalam matte hingga kuartal III-2023.

Produksi Nikel Naik Enam Persen, Intip Strategi Vale Indonesia (INCO) (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan produksi 17.953 metrik ton nikel dalam matte hingga kuartal III-2023. 

Angka produksi ini mengalami peningkatan 6% jika dibandingkan dengan keseluruhan produksi pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 17.513 metrik ton.

Presiden Direktur INCO Febriany Eddy mengaitkan hasil positif ini dengan strategi pemeliharaan yang telah diterapkan sebelumnya. 

Febriany menyebut, kegiatan pemeliharaan skala besar yang direncanakan berhasil diselesaikan pada semester pertama tahun 2023.

“Dikombinasikan dengan keandalan aset perusahaan yang baik, hal ini berkontribusi pada peningkatan produksi sebesar 6% pada kuartal III dibandingkan dengan kuartal II 2023,” kata Febriany dalam keterangan resminya, Selasa (17/10/2023).

Dibandingkan dengan produksi pada sembilan bulan 2022, produksi pada periode yang sama tahun ini menunjukkan pertumbuhan sekitar 18%. 

Pada periode sembilan bulan pertama tahun 2022, produksi perseroan tercatat sebesar 43.907 metrik ton nikel dalam matte, naik menjadi 51.644 metrik ton nikel dalam matte.

“Peningkatan ini tidak lepas dari keberhasilan kembalinya Furnace 4 ke performa optimalnya setelah menjalani pembangunan kembali tahun lalu,” ujar Febriany.

Berkat capaian positif ini, INCO optimistis untuk mencapai target produksi setahun penuh pada tahun 2023, yaitu sekitar 70.000 metrik ton nikel dalam matte. 

Adapun INCO telah mengucurkan dana sebesar USD2,19 juta atau Rp34,52 miliar untuk kegiatan eksplorasi pada Juli hingga September 2023 lalu.

Teranyar, INCO telah menandatangani perjanjian kerja sama definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd (Huayou) dan PT Huadi Nickel Indonesia (Huadi) untuk pembangunan fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL).

Fasilitas tersebut dibangun dengan target produksi 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun dalam bentuk produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang nantinya dapat diolah lebih lanjut menjadi baterai kendaraan listrik. Proyek HPAL ini akan memulai konstruksi segera setelah mendapatkan perizinan yang dibutuhkan.

Proyek ini, bersama dengan progress terbaru dari proyek HPAL Pomalaa dan proyek Morowali, adalah bagian dari perwujudan komitmen pertumbuhan, dan pemenuhan dari komitmen investasi perseroan. 

(DES)

SHARE