Profil Perusahaan Barito Renewable Energy (BREN), Emiten Prajogo Pangestu yang ARA 2 Hari
Barito Renewable Energy melaksanakan IPO pada 9 Oktober 2023 dan menyentuh level autoreject atas selama dua hari berturut-turut.
IDXChannel—Artikel ini akan membahas profil perusahaan PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN). Emiten ini baru saja melaksanakan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada 9 Oktober 2023.
BREN merupakan anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang bergerak di bidang energi terbarukan. Emiten ini adalah salah satu perusahaan yang telah mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit karbon.
Dalam penawaran perdananya, BREN menawarkan 4.015.000.000 lembar saham baru, atau sebesar 3% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga penawarannya adalah Rp780 per saham, dengan demikian BREN akan mengantongi Rp3,13 triliun.
Pada perdagangan pertamanya, harga sahamnya melejit 25% hingga menyentuh Autoreject Atas, dengan kenaikan sebesar 195 poin ke level Rp975/saham, menjadikan kapitalisasi pasarnya naik menjadi Rp130,44 triliun.
Pada perdagangan kedua pun, saham BREN masih terkena autoreject atas, yakni naik sebesar 24,62%, dengan kenaikan 240 poin ke level Rp1.215/saham pada perdagangan sesi pertama hari ini (10/10).
Minat investor terhadap saham milik Prajogo Pangestu ini masih tinggi. Tak mengherankan, sebab pada periode bookbuilding-nya, BREN mencatatkan oversubsrcibed sebanyak 135,2 kali.
Nah, apa saja bisnis yang dilakoni BREN saat ini?
Profil Perusahaan Barito Renewable Energy (BREN)
Dikutip dari website resminya (10/10), BREN menjalankan usaha di bidang energi hijau baik eksplorasi dan pemanfaatan panas bumi lewat salah satu anak usahanya, yakni Star Energy Geothermal Ltd.
Star Energy memiliki tiga pembangkit panas bumi, yakni Wayang Windu (Bandung), Salak (Bogor), dan Darajat (Garut). Secara total, kapasitas terpasang pada ketiga wilayah operasi tersebut mencapai 886 megawatt, salah satu yang terbesar di dunia.
Namun demikian, perseroan berencana untuk menambah kapasitas terpasang hingga 1.032 megawatt pada 2027. Jika target ini tercapai, Star Energy akan memiliki pembangkit listrik panas bumi terbesar kedua di dunia.
Wayang Windu
Star Energy mengoperasikan pembangkit listrik panas bumi dengan kapasitas 230,5 megawatt. Star Energy memegang hak eksklusif untuk mengembangkan wilayah kerja Wayang Windu sampai dengan 2039 bersama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Salak
Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) memiliki hak eksklusif untuk mengembangkan area ini sampai dengan 2040, di bawah kerja sama dengan PGEO. Pada 2021, SEGS sudah mampu menghasilkan listrik sebesar 381 megawatt.
Darajat
Total listrik yang dihasilkan dari Darajat mencapai 274,5 megawatt. Star Energy mengantongi hak eksklusif untuk mengelola dan mengembangkan wilayah kerja ini sampai dengan 2041 (unit 1-2) dan 2047 (unit 3) di bawah kerja sama dengan PGEO.
Penjualan listrik yang dihasilkan ketiga wilayah kerja ini ditujukan langsung kepada PGEO dan PT PLN. Saat ini, BREN juga masih mengeksplorasi potensi panas bumi di wilayah Maluku Utara (Gunung Hamiding) dan Lampung (Sekincau).
Kembali ke saham BREN. Saat ini, kepemilikan mayoritas saham BREN adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebesar 64,67%, Green Era Energy Pte. Ltd. (23,61%), Jupiter Tiger Holdings (4,36%), dan Prime Hill Fund (4,36%). Sisanya dikuasai masyarakat.
BREN memiliki 12 anak usaha di bawah naungannya.
Itulah sekilas profil perusahaan Barito Renewable Energy yang baru saja IPO belum lama ini. (NKK)