Prospek BREN dan BRMS usai Masuk MSCI, Analis Soroti Potensi Inflow
Dua saham konglomerasi nasional resmi masuk ke dalam jajaran indeks utama MSCI setelah pengelola indeks global tersebut merilis hasil kajian per November 2025.
IDXChannel – Dua saham konglomerasi nasional resmi masuk ke dalam jajaran indeks utama MSCI setelah pengelola indeks global tersebut merilis hasil kajian periode November 2025, Rabu (5/11/2025). Masuknya kedua emiten ini diperkirakan membuka peluang tambahan aliran dana masuk (inflow) ke pasar domestik.
Dalam daftar MSCI Global Standard Indexes, dua emiten nasional tercatat sebagai pendatang baru, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) milik Prajogo Pangestu dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dari Grup Bakrie. Penambahan kedua saham ini sejatinya sudah lama diantisipasi para pelaku pasar.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.46 WIB, saham BREN terkoreksi 0,51 persen ke Rp9.700 per unit, usai sempat melonjak ke Rp10.175 per unit di awal pembukaan. Kemarin, saham BREN ditutup melesat 5,69 persen.
Setali tiga uang, saham BRMS tergerus 4,41 persen ke Rp975 per unit, dilanda aksi ambil untung usai melejit 9,68 persen sehari sebelumnya.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menyoroti pergerakan BREN dan BRMS setelah keduanya resmi masuk Standard Indexes MSCI.
Menurut dia, secara teknikal, dua saham tersebut telah mencapai area target kenaikan. “BRMS di 1.000 dan BREN di 10.000," ujarnya, Kamis (6/11/2025).
Michael menambahkan, peluang masuknya dana asing masih terbuka, mengikuti penyesuaian portofolio indeks global. "Akan ada potensial inflow lanjutan untuk BREN di sekitar USD230 juta, dan BRMS di USD190 juta," katanya.
Ia menambahkan, "Dan melihat inflow yang sudah ada sebelumnya, BREN ada di sekitar Rp1,2 triliun, sehingga masih ada potensial inflow sekitar Rp2,48 triliun hingga di akhir November.”
Untuk BRMS, perkiraan aliran dana tambahan juga masih terbuka. "BRMS terdapat inflow investor asing sekitar Rp2 triliun, sehingga estimasi akan ada inflow Rp1 triliun," imbuh Michael.
Meski demikian, ia menyampaikan level teknikal yang layak menjadi perhatian apabila terjadi koreksi. "Area yg perlu di perhatikan untuk retrace setelah menyentuh area target ini adalah BREN di 9.125 dan BRMS di 900."
Berbeda nasib dengan BREN dan BRMS, emiten konsumer besar PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) harus keluar dari Standard Indexes, sedangkan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun peringkat ke Small Cap. Perubahan ini berpotensi memicu arus keluar dana pasif dari investor pengelola portofolio berbasis indeks.
Sementara itu, pada MSCI Small Cap Indexes, terjadi pergeseran yang cukup dinamis. Saham-saham seperti DSNG, ENRG, KLBF, MSIN, RAJA, WIFI, dan TINS ditetapkan sebagai penambahan baru. Di sisi lain, BRMS, SMSM, dan ULTJ tercatat keluar dari indeks kategori kapitalisasi menengah ini.
Namun, dalam pembaruan terbaru, TINS batal masuk ke dalam indeks MSCI Small Cap untuk periode November 2025 karena saham tersebut berada di papan pemantauan khusus full call auction (FCA) saat proses peninjauan dilakukan.
Untuk MSCI Micro Cap Indexes, tidak ada penambahan maupun penghapusan pada periode kajian ini.
Perubahan komposisi ini akan berlaku efektif pada penutupan perdagangan 24 November 2025 dan mulai diperhitungkan pada 25 November 2025.
MSCI juga menyampaikan jadwal kajian selanjutnya. MSCI Index Review berikutnya akan diumumkan pada 10 Februari 2026, dan efektif berlaku mulai 2 Maret 2026.
Perubahan komposisi indeks ini biasanya menjadi perhatian utama pelaku pasar, mengingat dampaknya pada aliran investasi, terutama dari dana pasif global yang mengikuti benchmark MSCI.
Dengan demikian, pergerakan harga beberapa saham terkait berpotensi meningkat dalam jangka pendek hingga menjelang tanggal efektif penerapan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.