MARKET NEWS

Prospek Emiten Tambang Logam, Nama-Nama Ini Jadi Sorotan

TIM RISET IDX CHANNEL 24/07/2025 14:37 WIB

Dalam riset terbarunya yang dirilis pada 23 Juli 2025, Ciptadana Sekuritas menyoroti tren kenaikan harga emas yang masih berlanjut.

Prospek Emiten Tambang Logam, Nama-Nama Ini Jadi Sorotan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Prospek sektor logam terlihat cenderung beragam. Dalam riset terbarunya yang dirilis pada 23 Juli 2025, Ciptadana Sekuritas menyoroti tren kenaikan harga emas yang masih berlanjut.

Sementara, pasar nikel mulai menunjukkan tanda-tanda kestabilan setelah melewati periode kelebihan pasokan berkepanjangan. Meski begitu, Ciptadana tetap mempertahankan rekomendasi neutral untuk sektor logam secara keseluruhan.

Pasar nikel diperkirakan telah mencapai titik terendahnya pada 2025, setelah bertahun-tahun tertekan oleh lonjakan produksi dari Indonesia dan permintaan baterai yang lebih lemah dari ekspektasi.

Sementara konsumsi dari sektor baja nirkarat (stainless steel) tetap mendominasi, permintaan dari sektor baterai—yang sempat dianggap akan menjadi pendorong utama pertumbuhan—diperkirakan lebih terbatas karena meluasnya penggunaan baterai LFP, khususnya di China.

Dukungan permintaan dari kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi masih ada, namun bersifat bertahap, bukan eksplosif.

Dari sisi pasokan, produksi nikel dari Indonesia diproyeksikan akan mulai menormal pada 2027, seiring proyek-proyek besar mencapai kapasitas penuh dan investasi baru melambat akibat kendala regulasi, lingkungan, serta tensi geopolitik.

Ciptadana memperkirakan harga nikel relatif stabil pada kisaran USD15.000 hingga USD17.000 per ton dalam periode tahun fiskal 2025-2027 (FY25-27), dengan peluang pemulihan bertahap menuju USD18.000 hingga USD20.000 per ton pada 2030.

Berdasarkan dinamika ini, proyeksi harga nikel untuk FY25-27 direvisi menjadi masing-masing USD15.800, USD16.000, dan USD16.500 per ton. Untuk periode 2028-2030, proyeksi harga juga dinaikkan, mencerminkan tanda-tanda normalisasi pasar dan membaiknya fundamental.

Sementara itu, menurut Ciptadana, harga emas terus meroket dan diperkirakan mencetak rata-rata USD3.000 per troy ons tahun ini, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata USD2.400 per troy ons pada 2024.

Kenaikan ini didorong oleh kombinasi faktor struktural dan siklikal: akumulasi emas oleh bank sentral negara berkembang yang ingin mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, meningkatnya ketegangan geopolitik, serta minat investor untuk melindungi nilai terhadap inflasi, depresiasi mata uang, dan instabilitas pasar keuangan.

Meskipun suku bunga acuan cenderung stabil, imbal hasil riil tetap rendah secara historis, menjaga daya tarik emas sebagai penyimpan nilai. Permintaan fisik juga tetap kuat, terutama dari China dan India, sementara pertumbuhan pasokan tambang global terbatas akibat kurangnya investasi dan ketatnya standar ESG.

Dengan latar belakang tersebut, harga emas diperkirakan tetap tinggi, dengan proyeksi rata-rata mencapai USD3.100 per ons pada 2025 dan USD3.300 per ons pada 2026-2027. Bahkan, ada potensi kenaikan lanjutan hingga dekade 2030-an jika ketidakseimbangan makro dan moneter tetap berlanjut.

Menyesuaikan dengan proyeksi harga logam terbaru, Ciptadana juga merevisi estimasi laba dan target harga sejumlah emiten seperti MDKA, MBMA, HRUM, INCO, dan ANTM.

Meski demikian, pandangan atas sektor logam tetap neutral karena belum adanya katalis jangka pendek yang kuat. Ciptadana menilai pendekatan hati-hati masih relevan saat ini.

Dari sejumlah emiten yang dianalisis, Ciptadana menjadikan MDKA dan MBMA sebagai pilihan utama.

Target harga MDKA ditetapkan sebesar Rp3.400 atau naik 38,8 persen dari posisi saat ini, dengan alasan prospek yang kuat dari produksi emas, nikel, dan tembaga serta sejumlah proyek strategis seperti proyek tembaga dan Pani.

MBMA dipandang menarik karena struktur bisnis yang solid, prospek produksi yang menjanjikan, dan potensi pertumbuhan laba yang tinggi, dengan target harga Rp660 atau potensi kenaikan sebesar 13,8 persen. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

>

SHARE