MARKET NEWS

Prospek IHSG di Tengah Merosotnya Wall Street, Bisa ATH Lagi?

TIM RISET IDX CHANNEL 19/11/2025 12:30 WIB

Prospek pasar saham Indonesia justru mendapat angin segar di tengah tekanan jual di Wall Street.

Prospek IHSG di Tengah Merosotnya Wall Street, Bisa ATH Lagi? (Foto: IDXChannel)

IDXChannel - Prospek pasar saham Indonesia justru mendapat angin segar di tengah tekanan jual di Wall Street.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai tekanan yang terjadi di pasar global sebenarnya sudah dapat diperkirakan sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

 “Koreksinya bursa AS memang sudah menjadi pipeline dari sejak terpilihnya Trump sebagai presiden,” katanya, Rabu (19/11/2025).

Ia menambahkan bahwa pasar masih dibayangi isu kebijakan dan dinamika suku bunga The Fed. “Selain dari potensial cut rate, serta gonjang ganjing ketidakpastian kebijakan yang dilakukan oleh Trump, diestimasikan ada outflow dari developed markets (DM) ke emerging markets (EM).”

Di sisi lain, Michael melihat situasi di kawasan Asia justru membuka peluang pemulihan. “Sementara kita ketahui, saat ini mayoritas ekonomi asia berada dalam bottom area,” tuturnya.

Dari sudut pandang teknikal, ia menilai ruang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terbuka. “Secara teknikal, IHSG memiliki peluang untuk menuju angka all-time high (ATH) di 8.500 ke atas, selama mampu mempertahankan area 8.370,” imbuh dia.

Pelaku pasar juga menantikan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI), dengan konsensus memperkirakan bank sentral tersebut akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen.

Dari sisi perdagangan, IHSG menguat 0,68 persen ke level 8.419,12 hingga penutupan sesi I Rabu (19/11/2025). Indeks acuan tersebut sempat menyetuh ATH pada perdagangan intraday 10 November 2025, yakni di area 8.478,15.

Wall Street Merah

Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melemah pada Selasa, dengan S&P 500 mencatat penurunan empat hari beruntun—terpanjang dalam tiga bulan—di tengah kekhawatiran valuasi yang menghantui saham-saham terkait AI seperti Nvidia.

Penurunan saham Home Depot setelah laporan kinerja dan proyeksinya turut membebani pasar.

Mengutip Reuters, Nvidia dijadwalkan merilis laporan kinerja setelah penutupan perdagangan pada Rabu. Kinerja keuangan perusahaan ini diperkirakan diamati ketat untuk menilai apakah valuasinya yang tinggi dan belanja modalnya dapat dibenarkan.

Data ekonomi juga mulai mengalir kembali setelah berakhirnya penutupan sebagian pemerintahan AS, dengan laporan tenaga kerja akan dirilis Kamis pagi.

Tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja dari berbagai sumber data alternatif serta komentar sejumlah pejabat The Fed yang menolak kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember turut menekan pasar saham.

Meski begitu, pelaku pasar belum melihat potensi koreksi berkepanjangan. Indeks-indeks utama berhasil menutup sesi jauh dari level terendah hariannya, ketika Nasdaq sempat turun lebih dari 2 persen. Indeks biotek Nasdaq, NNBI, justru naik 0,7 persen ke rekor penutupan.

Para analis di Jefferies mencatat adanya sinyal bahwa pasar bisa bersiap untuk reli, termasuk rasio put/call yang berada di posisi tertinggi sejak Juli serta lebih dari 600 juta kontrak put yang diperdagangkan dalam sebulan terakhir—mendekati level yang terlihat saat pengumuman tarif pada April oleh pemerintahan Trump. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE