PTRO dan Daya Tarik Baru dari Tambang Nikel Halmahera
Emiten besutan Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) terus memperluas portofolio bisnisnya dengan menggarap proyek tambang nikel di Halmahera Timur, Maluku Ut
IDXChannel – Emiten besutan Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) terus memperluas portofolio bisnisnya dengan menggarap proyek tambang nikel di Halmahera Timur, Maluku Utara. Ekspansi ini diharapkan menjadi sumber pertumbuhan baru di tengah meningkatnya permintaan global terhadap komoditas nikel untuk ekosistem kendaraan listrik (EV).
Dalam riset terbarunya, terbit pada 10 November 2025, Henan Putihrai (HP) Sekuritas menjelaskan, PTRO dipercaya menjadi kontraktor utama di area tambang milik PT Sumberdaya Arindo (SDA), anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
SDA memiliki wilayah konsesi seluas 14.421 hektare dengan cadangan bijih nikel mencapai 199,1 juta wet metric ton (WMT) dan menargetkan kapasitas produksi penuh hingga 9 juta WMT per tahun mulai 2027.
SDA telah meneken perjanjian jasa pertambangan dengan PTRO senilai sekitar Rp1,1 triliun, mencakup volume bijih nikel sekitar 5 juta WMT untuk periode 23 September 2023 hingga 22 September 2026.
Saat ini, dua lokasi tambang aktif, Boboka dan Karopon, masing-masing menghasilkan sekitar 6.000 ton bijih nikel per hari dengan kadar 2,0-2,5 persen.
HP Sekuritas menilai proyek ini akan memperkuat diversifikasi pendapatan PTRO. Kontribusi nikel diperkirakan melonjak dari 2 persen pada 2024 menjadi 16 persen pada 2025. Batu bara termal dan non-termal diproyeksikan masing-masing menyumbang 35 persen dan 12 persen, serta minyak dan gas naik dari 10 persen menjadi 16 persen seiring akuisisi Hafar Group.
“Sementara itu, kontribusi dari emas dan tembaga yang mencapai 38 persen pada 2024 diperkirakan akan menurun ke kisaran 20 persen pada 2025, seiring portofolio pendapatan PTRO yang semakin seimbang,” kata HP Sekuritas.
HP Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk saham PTRO dengan target harga Rp10.000 per unit. Hingga penutupan sesi I perdagangan Rabu (12/11/2025), harga PTRO dibanderol di Rp8.850 per unit. Artinya, ada potensi kenaikan (upside) sekitar 13 persen dari harga saat ini.
Valuasi ini menggunakan metode discounted cash flow (DCF) dengan weighted average cost of capital (WACC) 9,3 persen dan pertumbuhan terminal 3,5 persen.
Laporan tersebut menegaskan pandangan positif terhadap PTRO yang dinilai mampu menjaga momentum pertumbuhan melalui ekspansi regional, peningkatan margin dari segmen rekayasa dan konstruksi (EPCI), serta diversifikasi mineral yang agresif. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.