Putri Hermanto Tanoko Mundur dari Jabatan Dirut Tanrise (RISE)
Belinda Tanoko mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk atau Tanrise (RISE).
IDXChannel - Belinda Natalia alias Belinda Tanoko mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk atau Tanrise (RISE). Belinda adalah putri sulung Hermanto Tanoko, konglomerat asal Malang, Jawa Timur.
Corporate Secretary Tanrise, Go Herliani Prayogo mengatakan, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Belinda Tanoko dalam jabatan Direktur Utama.
"Perseroan pada tanggal 5 November 2025 telah menerima surat permohonan pengunduran diri dari Belinda Natalia dari jabatannya selaku Direktur Utama perseroan," kata Herliani melalui keterbukaan informasi, Kamis (6/11/2025).
Dia mengatakan, berdasarkan Anggaran Dasar perseroan dan POJK 33/2014, Tanrise akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) paling lambat 90 hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri.
Dia memastikan pengunduran diri Belinda tidak akan mengganggu operasional perseroan. Untuk sementara, tugasnya dijalankan oleh anggota direksi lainnya.
"Informasi Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akan diinformasikan oleh perseroan secara terpisah," ujar Herliani.
Sebelumnya, Belinda Tanoko juga mengundurkan diri dari posisi Komisaris PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO). Namun, alasan pengunduran dirinya tidak diungkapkan.
Belinda, anak dari pasangan Hermanto Tanoko dan Sanderawati Joesoef telah lama terlibat dalam bisnis Tancorp Group. Lulusan Teknik Kimia Curtin University Perth, ini masih memegang sejumlah jabatan di entitas bisnis Tancorp Group seperti PT Mega Depo Indonesia, PT Sentralsari Primasentorsa, PT Millenium Mega Mulia, dan PT Global Sukses Makmur Sentosa.
Melalui PT Tancorp Global Sentosa, Hermanto menjadi pemegang saham utama sekaligus pengendali Tanrise dengan porsi 80,3 persen. Dia menjabat Komisaris Utama, sementara istrinya, Sanderawati, duduk sebagai Komisaris.
Belum lama ini, Tanrise juga mengumumkan rencana rights issue dengan menerbitkan maksimal 1,33 miliar saham. Dalam aksi korporasi ini, setiap pemegang saham lama akan mendapatkan hak menebus saham baru dengan rasio 8:1.
(Rahmat Fiansyah)