Rajin Akuisisi, Laba Mitratel (MTEL) Tembus Rp1,02 Triliun
nilai tersebut terhitung tumbuh sebesar 15 persen dibanding realisasi laba MTEL pada Semester I-2022 lalu.
IDXChannel - Strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang aktif dalam aksi akuisisi dalam beberapa waktu terakhir mulai membuahkan hasil.
Hal ini bisa terlihat dari realisasi kinerja perusahaan yang juga dikenal dengan sebutan Mitratel itu dalam periode enam bulan pertama tahun ini.
Sebagaimana dilansir dalam laporan keuangan yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/7/2023), pada Semester I-2023 lalu MTEL sukses meraup laba hingga Rp1,02 triliun.
Secara tahunan (year on year/YoY), nilai tersebut terhitung tumbuh sebesar 15 persen dibanding realisasi laba MTEL pada Semester I-2022 lalu.
"Capaian bagus ini berkat fokus perusahaan dalam membangun infrastruktur telekomunikasi digital, terutama di luar Pulau Jawa, sejalan dengan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di daerah," ujar Direktur Investasi MTEL, Hendra Purnama, saat ditemui, Kamis (27/7/2023).
Menurut Hendra, strategi MTEL yang gencar dalam melakukan akuisisi dan perluasan jaringan serat optik dalam beberapa tahun terakhir terbukti sukses mendongkrak pangsa pasar dan pendapatan perusahaan.
Sepanjang Semester I-2023, MTEL berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,13 triliun, atau tumbuh 11 persen secara tahunan. Bisnis menara menjadi kontributor terbesar dengan porsi mencapai 93,2 persen.
"Sementara kontribusi unit bisnis lainnya (tower business related) juga tercatat meningkat menjadi 6,8 persen terhadap seluruh pendapatan kami," tutur Hendra.
Dengan capaian tersebut, Hendra menilai bahwa realisasi kinerja sepanjang enam bulan pertama tahun ini cukup on track dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan.
Pertumbuhan pendapatan menjadi hasil dari ekspansi menara, penambahan tenant, serta monetisasi bisnis, baik di segmen fiber optic, power to the tower, maupun bisnis mini server.
Hingga akhir Juni 2023, MTEL tercatat memiliki 36.719 menara, meningkat 27,6 persen secara YoY, dan menjadikannya sebagai perusahaan dengan menara terbanyak di Indonesia.
Seiring dengan peningkatan kepemilikan menara, jumlah tenant perusahaan juga meningkat 24,6 persen menjadi 54.718 tenant untuk perbandingan periode yang sama.
Sejauh ini MTEL telah membangun 304 menara baru dan mengakuisisi 997 menara sepanjang 2023. Lokasi menara telekomunikasi Mitratel sebanyak 15.354 di Jawa dan 21.365 menara berada di luar Jawa, atau sekitar 58 persen dari total menara.
Yang menarik, Hendra menjelaskan, penambahan tenant di luar Jawa tercatat lebih tinggi sebesar 26 persen, dibandingkan pertumbuhan di Pulau Jawa yang berada di kisaran 22 persen.
Meski aktif melakukan akuisisi dan penambahan aset, MTEL juga mampu meningkatkan efisiensi yang tercermin dari beban yang stabil, di mana beban pokok pendapatan hanya tumbuh delapan persen menjadi Rp2,08 triliun.
Sementara pertumbuhan beban usaha perusahaan juga mampu dikelola di level 11 persen secara yoy, menjadi Rp264 miliar.
Kombinasi dari pertumbuhan pendapatan dan peningkatan efisiensi mendorong EBITDA MTEL mencapai Rp3,35 triliun, tumbuh 16,1 persen secara yoy, dengan rasio EBITDA Margin membaik menjadi 81,2 persen, dari posisi setahun sebelumnya di level 77,5 persen.
Di lain pihak, rasio rentabilitas MTEL lainnya juga meningkat, yaitu Return on Asset (RoA) 3,6 persen, dari sebelumnya 3,2 persen dan Return on Equity (RoE) mencapai 6,2 persen dari sebelumnya 5,3 persen.
Hingga akhir Juni 2023, MTEL telah membukukan kenaikan aset sebesar 1,3 persen menjadi Rp56,79 triliun dan total ekuitas Rp33,06 triliun. Sedangkan Debt to equity ratio (DER) tercatat 0,47x, yang mencerminkan rasio utang yang sehat. (TSA)