Raup Rp4,52 Triliun, Laba Harum Energy (HRUM) Meroket 305 Persen
PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengantongi laba USD301,75 juta atau setara Rp4,52 triliun pada 2022.
IDXChannel - PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengantongi laba USD301,75 juta atau setara Rp4,52 triliun pada 2022. Laba tersebut meroket hingga 305,97% dari sebelumnya sebesar USD74,32 juta.
Pertumbuhan laba emiten batu bara ini ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 169,03% menjadi USD904,43 juta atau setara Rp13,55 triliun, dari sebelumnya sebesar USD336,17 juta.
Secara rinci, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar USD890,35 juta atau setara Rp13,34 triliun, naik dari sebelumnya sebesar USD321,98 juta. Serta, pendapatan sewa yang tercatat sebesar USD14,08 juta atau setara Rp211,14 miliar, dari sebelumnya USD14,18 juta.
Berdasarkan segmennya, penjualan batu bara ekspor tercatat sebesar USD794,40 juta atau setara Rp11,90 triliun. Sedangkan, penjualan batu bara lokal sebesar USD95,94 juta atau setara Rp1,43 triliun.
Selanjutnya, penyewaan alat berat berkontribusi sebesar USD5,05 juta atau setara Rp75,78 miliar, segmen jalan pengangkutan tercatat sebesar USD4,95 juta atau setara Rp74,22 miliar, serta segmen time, freight, dan voyage charter yang sebesar USD4,07 juta atau Rp61,13 miliar.
Sementara itu, beban pokok pendapatan dan beban langsung HRUM tercatat sebesar USD362,94 juta atau Rp5,44 triliun. Kemudian, beban penjualan sebesar USD65,43 juta atau Rp980,89 miliar, serta beban umum dan administrasi sebesar USD35,86 juta atau Rp537,68 miliar.
Per Desember 2022, total nilai aset HRUM tumbuh 46,20% menjadi USD1,27 miliar atau setara Rp19,16 triliun, dari posisi akhir Desember 2021 yang sebesar USD874,62 juta. Adapun, liabilitas tercatat sebesar USD286,53 juta dan ekuitas sebesar USD992,27 juta.
Dalam pengembangan bisnisnya, perseroan tak menutup kemungkinan untuk menjajaki semua peluang pengembangan bisnis ke industri energi baru dan terbarukan (EBT), baik itu di sektor hulu maupun di sektor hilir.
Adapun, yang selama ini yang telah dilakukan oleh perseroan dan anak perusahaan yakni, investasi di sektor hulu dan sektor midstream, sesuai dengan kemampuan usaha dan latar belakang perseroan. Namun tidak menutup kemungkinan bagi perseroan untuk menjajaki bisnis kendaraan listrik, sebagai bentuk usaha diversifikasi perseroan ke ekosistem yang baru.
(DES)