Rekor Grab Raih Profit Pertama di Kuartal III-2023, GOTO Kapan?
Perusahaan superapp asal Singapura, Grab Holdings Limited, akhirnya mencatatkan keuntungan untuk pertama kali pada kuartal III-2023.
IDXChannel - Perusahaan superapp asal Singapura, Grab Holdings Limited, akhirnya mencatatkan keuntungan untuk pertama kali pada kuartal III-2023 sejak beroperasi pada 2012.
Perusahaan yang melantai di NASDAQ, Amerika Serikat (AS), tersebut meraup laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan (adjusted) pada kuartal III-2023 sebesar USD29 juta.
Grab mencatatkan pendapatan kuartal III-2023 yang tumbuh 61 persen secara year-on-year (yoy) menjadi USD615 juta. Grab kemudian merevisi target pendapatan sepanjang 2023 menjadi USD2,31 miliar dari sebelumnya USD2,2 miliar.
Meski begitu, Grab masih mencatat rugi periode berjalan yang meningkat sebesar 71 persen yoy menjadi USD99 juta. Total Gross Merchandise Value (GMV) Grab naik 6 persen menjadi USD5,34 miliar dari Q3 2022 yang mencapai USD5,08 miliar. (Lihat tabel di bawah ini.)
“Kami mencapai EBITDA yang disesuaikan untuk pertama kali pada kuartal ini karena kami mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dalam MTU dan melihat peningkatan pendapatan untuk mitra pengemudi kami,” kata Anthony Tan, Group Chief Executive Officer dan Co-Founder Grab dilansir dari keterangan tertulis pada Kamis (9/11/2023).
Tan menyatakan meskipun ini merupakan pencapaian penting bagi Grab, namun hanyalah salah satu dari banyak langkah dalam upaya perusahaan untuk terus mendorong pertumbuhan secara berkelanjutan dan menguntungkan.
Perusahaan pun bakal tetap melanjutkan upaya peningkatan efisiensi pasar, membangun layanan yang lebih baik dan lebih terjangkau bagi pengguna, dan memberdayakan jutaan orang setiap hari untuk menjadi wirausahawan di platform Grab yang terus berkembang.
“Hasil kuartal ketiga kami mencerminkan konsistensi dan disiplin kami dalam mengeksekusi. Pendapatan tumbuh 61% dari tahun ke tahun. Di belakang hasil yang kuat, kami merevisi prospek Pendapatan setahun penuh 2023 dan EBITDA grup yang disesuaikan. Menatap melampaui tahun 2023, kami akan terus mempertajam fokus kami dalam menghasilkan EBITDA yang disesuaikan dan arus kas, sambil mempertahankan disiplin biaya untuk mendorong leverage operasional lebih lanjut,” kata Peter Oey, Chief Financial Officer Grab.
Akankah GOTO Menyusul?
Lain ladang lain belalang, di Tanah Air, saingan bisnis utama Grab, PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih mencatatkan rugi hingga kuartal ketiga tahun ini.
Sebelumnya, Direktur Utama GOTO, Patrick S. Walujo sempat mengatakan mengatakan untuk mencapai laba positif tidak sulit, tamun keberlangsungan untuk mempertahankan bisnis tetap berkelanjutan adalah suatu hal yang menantang.
Hal itu disampaikan Patrick Walujo dalam diskusi dengan pemimpin media di Jakarta, Senin (6/11).
Pada kesempatan itu Patrick ditanya apakah pada kuartal IV/2023 akan membukukan EBITDA positif.
“EBITDA Positif itu tidak terlalu sulit. Ekstrimenya teman-teman ODS [on demand service] dan e-commerce hentikan promosi, lusa langsung profit,” jelasnya.
Sebelumnya, dalam siaran pers soal kinerja keuangan hingga kuartal III-2023, manajemen menyebut, pada kuartal IV tahun ini, GOTO berharap untuk mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan positif. EBITDA Grup yang disesuaikan untuk keseluruhan tahun 2023 diharapkan berada di kisaran antara -Rp4,5 triliun dan -Rp3,8 triliun.
“Pedoman di atas didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan perkiraan awal Perseroan, yang semua tergantung pada ketidakpastian dan risiko. Hal ini termasuk peningkatan kompetisi pasar, yang diperkirakan akan berlanjut di kuartal mendatang, inflasi, serta faktor lainnya,” tulis GOTO dalam siaran resminya.
Sebagai informasi, EBITDA adalah Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Secara umum, istilah ini adalah alat yang digunakan untuk mengukur performa keuangan sebuah perusahaan.
GOTO masih mencatatkan rugi bersih mencapai Rp9,55 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Senin (30/10), pendapatan bersih GOTO dalam tiga kuartal pertama di 2023 mencapai Rp10,51 triliun atau meningkat 31,87 persen dibanding periode yang sama di 2022 senilai Rp7,97 triliun. (Lihat grafik di bawah ini.)
GOTO tercatat mampu menekan total biaya dan beban selama sembilan bulan pertama tahun ini hingga 37,14 persen (y-o-y) menjadi Rp19,31 triliun. Sehingga, rugi usaha per kuartal III-2023 menurun 61,27 persen (y-o-y) menjadi Rp8,8 triliun.
GOTO juga membukukan total nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) sebesar Rp443,5 triliun sejak awal tahun sampai akhir kuartal III-2023. Realisasi itu turun 1,76 persen dibanding periode sama tahun lalu (yoy) yang sebesar Rp451,47 triliun.
GTV GOTO di segmen on-demand service turun menjadi Rp40,38 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp44,13 triliun. Sementara di segmen e-commerce yang merupakan Tokopedia juga mengalami penurunan menjadi Rp183,52 triliun menjadi Rp202,36 triliun. (Lihat tabel di bawah ini.)
Sepanjang Januari-September 2023 nilai transaksi segmen bisnis e-commerce GoTo, yakni Tokopedia, tercatat menurun 9,31 persen yoy menjadi Rp183,5 triliun.
Begitu pula dengan nilai transaksi segmen bisnis on demand, yaitu Gojek, yang turun 8,47 persen yoy menjadi Rp40,38 triliun.
Berdasarkan keterangan pihak manajemen, penurunan nilai transaksi GOTO, termasuk pada Gojek dan Tokopedia, disebabkan oleh penurunan insentif dan pemasaran produk, yang berimbas pada penurunan jumlah konsumen.
“Seiring tumbuh kembalinya GTV 3 di kuartal ketiga dibanding kuartal sebelumnya, Perseroan juga mencatat adanya perbaikan secara berturut-turut pada margin kontribusi dan EBITDA yang disesuaikan,” kata Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo
Lo menambahkan, kinerja GOTO pada Q3 2023 didorong oleh efisiensi beban operasional, dengan mengurangi redudansi serta pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya. (ADF)