MARKET NEWS

Reli Empat Hari Beruntun, Harga Saham BBCA Tembus Rp8.000

Aldo Fernando 22/10/2025 07:45 WIB

Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melonjak pada perdagangan Selasa (21/10/2025), seiring sentimen positif dari laporan keuangan teranyar yang solid.

Reli Empat Hari Beruntun, Harga Saham BBCA Tembus Rp8.000. (Foto: BCA)

IDXChannel - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melonjak pada perdagangan Selasa (21/10/2025), seiring sentimen positif dari laporan keuangan konsolidasi September 2025 yang solid serta aksi beli besar-besaran oleh investor asing.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa (21/10). Saham emiten perbankan terbesar di Indonesia itu melesat 7,62 persen ke level Rp8.475 per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp4,4 triliun. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih jumbo senilai Rp1,3 triliun, menjadikan BBCA saham paling diburu di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sehari sebelumnya, saham BBCA juga menguat 5 persen dan ditutup di Rp7.875 dengan nilai transaksi Rp3,1 triliun serta net buy asing sebesar Rp894 miliar. Dengan demikian, harga saham BBCA telah menanjak empat hari beruntun sejak akhir pekan lalu.

Aksi akumulasi investor asing dan lonjakan harga saham BBCA tak lepas dari rilis kinerja keuangan konsolidasi sembilan bulan 2025 yang solid. Perseroan membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp43,4 triliun, naik 5,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY).

Kenaikan laba bersih ditopang oleh pendapatan usaha yang naik 6,9 persen yoy mencapai Rp85,2 triliun. Pendapatan bunga BBCA naik 5,2 persen yoy mencapai Rp63,9 triliun sementara pendapatan non-bunga melonjak 12,4 persen yoy menjadi Rp21,4 triliun.

Laba usaha sebelum pencadangan (pre-provision operating profit/PPOP) naik 7,9 persen yoy mencapai Rp57,3 triliun. Hal ini diakibatkan karena kenaikan beban usaha yang lebih minim dibandingkan pendapatan. Beban usaha BBCA naik 5,0 persen yoy menjadi Rp28 triliun.

Meski ada kenaikan dari sisi pencadangan, tetapi kinerja BBCA yang solid masih sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Kenaikan pencadangan tersebut dianggap oleh analis sebagai suatu langkah proaktif yang justru positif di tengah kondisi makro yang menantang seperti sekarang ini.

Salah satu hal yang disoroti analis dari kinerja terbaru BBCA adalah tingginya porsi dana murah (CASA) yang turut mendorong peningkatan profitabilitas perseroan. Hal ini disampaikan oleh analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi, dalam laporan risetnya.

“Dana murah (CASA) terus menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan +9,1 persen YoY, mendorong rasio CASA mencapai 83,8 persen. Sementara itu, biaya kredit (CoC) pada kuartal ini sedikit meningkat menjadi 0,6 persen (vs 0,5 persen di 2Q25), seiring langkah bank yang terus memperkuat pencadangan di tengah penurunan kualitas aset pada segmen kredit konsumsi dan otomotif,” tulis Prasetya.

Sementara itu, analis KB Valbury Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi, menilai kinerja keuangan BBCA masih sejalan dengan panduan manajemen, terutama dari sisi penyaluran kredit. Ia juga mengapresiasi kemampuan BBCA mempertahankan net interest margin (NIM) di tengah tekanan biaya dana dan kondisi likuiditas perbankan saat ini.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano, dalam riset terbarunya turut menyoroti strategi manajemen yang berfokus pada ekspansi kredit, optimalisasi dana murah, serta penguatan pendapatan berbasis biaya dan kualitas aset untuk menjaga profitabilitas di tengah lingkungan suku bunga yang rendah.

Melihat kinerja keuangan BBCA yang positif di sepanjang tahun sampai September 2025, ketiga analis tersebut memprediksi bahwa bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI tersebut dapat mengantongi laba bersih setidaknya Rp57 triliun di 2025.

Ketiganya kompak memberikan rekomendasi beli untuk saham BBCA. Samuel Sekuritas menetapkan target harga di Rp9.600 per saham, KB Valbury Sekuritas di Rp11.080, sementara BRI Danareksa Sekuritas mematok target lebih tinggi di Rp11.200 per saham. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE