Resmi IPO, Berikut Empat Pilar Prospek Kinerja Mitratel (MTEL)
Setelah resmi IPO, berikut empat pilar strategi kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL).
IDXChannel - Setelah resmi melaksanakan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) punya segudang prospek ke depan soal bisnis menara yang kini berdinamika positif.
Direktur Bisnis Mitratel, Noorhayati Candrasuci mengatakan, pasca IPO ini Mitratel memiliki empat pilar strategi. Strategi yang pertama yaitu memperkuat market leader bisnis Mitratel di pengembangan organik.
"Dalam hal ini baik pengembangan tower baru ataupun co-location dan khusus dengan pengembangan organik ini kita akan berusaha meningkatkan tendency ratio kita," katanya dalam Press Conference IPO MItratel secara virtual di Jakarta, Senin (22/11/2021).
Kemudian untuk pilar yang kedua, untuk mempercepat pertumbuhan, Mitratel juga melakukan pengembangan di non-organik. Dalam hal ini, lanjut Suci, Mitratel akan melakukan tower acquisition atau mengakuisisi bisnis lain yang memperkuat posisi Mitratel kedepan.
Pilar ketiga adalah kedepannya Mitratel akan memiliki komplementari bisnis juga dan akan mendukung infrastruktur digital terutama 5G.
Terakhir, strategi keempat selain tiga strategi revenue, Mitratel juga punya strategi operational efficiency. Mitratel juga akan tetap melihat biaya-biaya operasional dan pemulihan, serta melakukan transformasi digital untuk memperbaiki proses bisnis dan memberikan efisiensi yang maksimum di perusahaan.
Adapun Mitratel resmi melantai dengan harga IPO sebesar Rp800 per saham dengan melepaskan sebanyak 229 juta saham baru dengan nilai nominal Rp228 setiap saham, yang mewakili 27,63 persen dari modal disetor setelah penawaran umum perdana saham. Perolehan dana IPO yang akan didapatkan Perseroan sebesar Rp18,34 triliun.
PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari IPO Mitratel. Nantinya, dana hasil hasil IPO, akan digunakan perseroan untuk modal usaha dan ekspansi bisnis sebesar 44 persen.
(IND)