Resmi Listing, Saham Multi Spunindo (MSJA) Dibuka Lompat 20 Persen
PT Multi Spunindo Jaya Tbk resmi mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (10/1/2024).
IDXChannel - PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) resmi mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (10/1/2024).
Harga saham emiten dengan kode MSJA ini dibuka naik 20,00% ke level Rp360 pada perdagangan perdananya. Sebelumnya, harga penawaran yang ditetapkan oleh perseroan sebesar Rp300 per saham.
Hingga pukul 09.03 WIB, harga saham perusahaan yang bergerak di bidang industri nonwoven ini berada di level Rp304 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat sebanyak 57,82 juta saham, dan nilai transaksi mencapai Rp17,59 miliar. Sedangkan frekuensinya sebanyak 5.889 kali.
“Tujuan kami masuk ke bursa adalah untuk mencapai transparansi, efisiensi serta akuntabilitas dari setiap kegiatan usaha kami," kata Direktur Utama MSJA, Sasongko Basuki dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham MSJA di Gedung BEI, hari ini.
"Di samping itu, dengan membuka akses ke pasar modal, kami berharap perseroan bisa mendapatkan lebih banyak fleksibilitas untuk mengembangkan perusahaan lebih besar lagi,” dia menambahkan.
Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) ini, perseroan menawarkan sebanyak 882,35 juta saham atau 15% dari total modal ditempatkan dan disetor. Perseroan berpotensi mengantongi dana sebesar Rp264,70 miliar.
Perihal penggunaan dana, perusahaan yang bergerak di bidang industri nonwoven akan menggunakan sebesar 40% untuk pengembangan usaha perseroan dalam bentuk belanja modal dengan rincian, sekitar 75% akan digunakan perseroan untuk pembelian mesin SAP Sheet beserta utilitasnya, dalam rangka penambahan lini produksi baru di perseroan.
Kemudian, sekitar 25% akan digunakan oleh perseroan untuk pembangunan gedung pabrik untuk lini produksi SAP Sheet.
Selanjutnya, sebesar 30% akan digunakan untuk bentuk modal kerja perseroan, seperti untuk pembiayaan kebutuhan operasional perseroan, antara lain pembelian bahan baku, pembiayaan kegiatan operasional, pembayaran gaji karyawan, biaya marketing, dan lain-lain.
Lalu sekitar 30% akan digunakan untuk pembayaran seluruh dan sebagian pinjaman bank untuk fasilitas modal kerja.
(FAY)