Resmikan Fasilitas SVC, Gunung Raja Paksi (GGRP) Genjot Efisiensi Energi
Pengerjaan fasilitas SVC ini dilakukan bersama dengan mitra pelaksana, ABB Indonesia dan ABB Swiss.
IDXChannel - PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) menegaskan komitmennya dalam upaya menggenjot efisiensi energi.
Terbaru, upaya tersebut diwujudkan dengan meresmikan penggunaan Static Var Compensator (SVC) dalam aspek operasional perusahaan.
Pengerjaan fasilitas SVC ini dilakukan bersama dengan mitra pelaksana, ABB Indonesia dan ABB Swiss, yang berkontribusi dalam desain, teknik, dan pengiriman material serta menyediakan peralatan untuk digunakan.
Seremoni peresmian dilakukan pada Selasa (16/5/2023), oleh Direktur Corporate Affairs GGRP Fedaus bersama Local Business Line Manager ABB Process Industries for Southeast Asia Pierre Leretz, serta dihadiri oleh perwakilan PT PLN (Persero) UP3 Cikarang, manajemen ABB Indonesia dan GGRP.
SVC sendiri merupakan teknologi yang digunakan GGRP untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem kelistrikan pabrik.
Teknologi ini memungkinkan perusahaan mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon yang dihasilkan oleh sistem kelistrikan pabrik.
Selain itu, penggunaan peralatan ini juga dapat meningkatkan keandalan sistem kelistrikan pabrik dan mengurangi biaya perawatan dan penggantian peralatan.
Dengan mengimplementasikan desain yang dioptimalkan, bus tegangan menengah yang merupakan bagian dari sistem distribusi listrik, tetap stabil yang menghasilkan transfer daya maksimum ke tungku.
Aksi ini menghasilkan pengurangan waktu tap-to-tap dan hemat energi sekitar lima hingga enam persen.
"Fasilitas ini merupakan implementasi konkret dari rencana perusahaan, di mana ini sesuai dengan pilar ke-3 dari strategi ESG (Environmental, Social and Governance) kami, yaitu Transisi Energi dan Solusi Rendah Karbon," ujar Direktur Corporate Affairs GGRP, Fedaus.
Tahun lalu, menurut Fedaus, GGRP telah meluncurkan Buku Panduan Strategi Environmental, Social and Governance (ESG) yang menjabarkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam proses transisi menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dalam beberapa tahun mendatang.
"Kami juga telah berinvestasi lebih dari USD7 juta sebagai perwujudan komitmen kami dalam pembangunan fasilitas ini," tutur Fedaus.
Sementara, Pierre Leretz dari ABB menyatakan kegembiraannya lantaran dapat bekerja sama dengan GGRP untuk memperkenalkan teknologi SVC ini.
Hal ini sejalan dengan komitmen pada strategi keberlanjutan 2030 kami, untuk secara aktif menuju masyarakat rendah karbon.
Dalam upaya ini, ABB menyediakan motor dengan efisiensi tinggi yang dapat mengurangi 40% pemborosan energi sehingga mampu membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutannya dan memberikan manfaat bagi lingkungan wilayah sekitar.
Sebagai mitra GRP, ABB di Indonesia akan terus mendukung para konsumen dan supplier kami, untuk mengurangi tujuan emisi dan pengurangan emisi karbon dalam aspek operasional yang mereka miliki," ujar Leretz.
Menurut data dari International Energy Agency (IEA), industri baja menyumbang sekitar tujub persen dari total emisi gas rumah kaca global.
Sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa sektor industri secara keseluruhan merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca tertinggi kedua di Indonesia setelah sektor energi.
Karenanya, diperlukan kerjasama mulitpihak dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, terlebih pemerintah Indonesia telah menaikkan target NDC 2030 dari 29 persen menjadi 31,8 persen untuk menuju karbon netral tahun 2060 atau lebih cepat.
"Melalui penggunaan teknologi ini, GRP menunjukkan komitmennya dalam menjalankan operasional perusahaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," ungkap Fedaus.
Fedaus berharap upaya yang dilakukan ini dapat menginspirasi perusahaan lain untuk mengadopsi teknologi yang serupa dan berkontribusi dalam mencapai tujuan keberlanjutan dari pemerintah serta memberikan nilai lebih secara global. (TSA)