Risalah The Fed Bayangi Bursa Asia, IHSG Bakal Sulit Menembus 7.000?
Sentimen global membuat pasar Indonesia terkena imbas dengan pelemahan.
IDXChannel - Sentimen global membuat pasar Indonesia terkena imbas dengan pelemahan. Terbaru, risalah The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif.
CEO PT Elkoranvidi Indonesia Investama, Fendi Susiyanto, mengatakan meskipun Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan suku bunga bakal melandai, inflasi di AS masih tetap tinggi.
"Jadi ini masih membuka ruang lebar ya untuk kenaikan suku bunga memang akan terjadi, bahkan peak levelnya bisa di atas 5,5% dan ini yang membuat equity market ada peningkatan kembali," jelas Fendi dalam segmen Market Buzz Power Breakfast IDX Channel, Kamis (23/2/2023).
Sentimen tersebut, lanjut Fendi, jelas membuat Wall Street anjlok dalam beberapa hari ini. Dampak juga terjadi pada bursa Asia, terlebih Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sulit menembus 7.000 lagi.
"Bursa kita sulit itu untuk menembus ke 7.000, balik lagi turun ke level 6.800, kami melihat The Fed masih ada peluang juga menaikkan suku bunganya ya," kata Fendi.
Menurut Fendi, pergerakan IHSG nantinya bakal terpengaruh oleh Bank Indonesia yang terlihat lebih akomodatif untuk mengatur kenaikan suku bunga domestik ini.
"Tentunya ini akan menjaga stabilitas di dalam negeri untuk pasar keuangan khususnya pasar saham dan obligasi ya, kita melihat masa depan indeks masih cukup bagus karena pertahanannya di 6.700 masih cukup kuat," ungkap dia.
Meskipun IHSG bergerak di 6.800, kemungkinan hari ini Fendi memprediksi tidak akan ada titik balik karena pelemahannya cukup dalam dan didorong oleh Dow Jones yang mulai mereda tekanannya akibat dari dampak outlook suku bunga.
Saham pilihan Elkoranvidi Indonesia Investama yang bisa dicermati, antara lain:
TLKM 3800 - 4000 BUY
BBNI 8700 - 9300 BUY
ANTM 1950 - 2250 BOW
BRPT 850 - 1000 BOW
(NIA)