MARKET NEWS

Risiko Pelemahan Dolar AS Semakin Tinggi, Pasar Cermati Independensi The Fed

Nia Deviyana 28/09/2025 03:00 WIB

Tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikhawatirkan dapat mendorong Federal Reserve (The Fed) bersikap terlalu dovish. 

Risiko Pelemahan Dolar AS Semakin Tinggi, Pasar Cermati Independensi The Fed. Foto: Freepik.

IDXChannel - Tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikhawatirkan dapat mendorong Federal Reserve (The Fed) bersikap terlalu dovish

Risiko ini menjadi kekhawatiran utama bagi dolar AS dalam jangka pendek, menurut eksekutif senior di perusahaan manajemen investasi global PGIM Fixed Income

Trump terus-menerus mengkritik Ketua The Fed Jerome Powell dan Dewan Gubernur bank sentral AS karena tidak cukup banyak menurunkan suku bunga. Hal ini membuat investor khawatir tekanan politik dapat memengaruhi kebijakan moneter.

Melansir Yahoo Finance, Sabtu (27/9/2025), indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata ang Utama sudah turun sekitar 9,5 persen tahun ini.

Upaya Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook, serta penunjukan penasihat ekonominya Stephen Miran ke dalam dewan anggota The Fed, semakin memperburuk kekhawatiranbank sentral tersbut bisa terlalu agresif melonggarkan kebijakan dan membiarkan inflasi lepas kendali.

"Kami cukup khawatir terhadap potensi perubahan mendadak ke arah dovish dalam fungsi reaksi The Fed menjelang tahun depan,” kata Wakil Ketua dan Kepala Ekonom Global di PGIM Fixed Income, Daleep Singh.

Dia berbicara dalam sebuah konferensi mengenai dolar di Federal Reserve Bank of New York.

Sementara bank sentral AS, yang pekan lalu menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak Desember 2024, diperkirakan terus memangkas biaya pinjaman secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang. 

Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang longgar dan tekanan inflasi ke atas, akan berdampak negatif bagi dolar. Terutama, mengingat bank sentral di ekonomi besar lainnya berada di tahap berbeda dalam siklus kebijakan moneter mereka dan kecil kemungkinan meniru pelonggaran Fed.

"Secara siklus, saya pikir risiko bagi dolar lebih condong ke sisi pelemahan," ujar dia.

(NIA DEVIYANA)

SHARE