Rugi Fajar Surya (FASW) Membengkak Jadi Rp472 Miliar dalam Enam Bulan
PT Fajar Surya Wisesa Tbk atau Fajar Paper (FASW) mencatatkan rugi Rp472,8 miliar pada semester I-2024.
IDXChannel - PT Fajar Surya Wisesa Tbk atau Fajar Paper (FASW) mencatatkan rugi Rp472,8 miliar pada semester I-2024. Realisasi itu membengkak 118 persen yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp216,2 miliar.
Ini membuat rugi per saham dasar FASW bertambah menjadi Rp190,83 per saham, dari semula Rp87,25 per saham.
Pendapatan FASW menembus Rp3,89 triliun atau turun 4,9 persen yoy dibanding Rp4,09 triliun pada semester I-2023 yang merupakan penjualan atas produk kertas kemasan.
Pasar domestik masih menjadi tulang punggung penjualan, dengan nilai ekspor sbesar Rp872 miliar.
Sayangnya, terjadi pembengkakan beban pokok terutama ongkos bahan baku dan biaya produksi. Sehingga, secara operasional FASW telah rugi Rp80,4 miliar.
Setelah dipotong sederet beban mencakup keuangna dan penjualan, maka FASW mengalami rugi sebelum pajak penghasilan senilai Rp495 miliar, demikian dalam laporan keuangang yang diterbitkan Rabu (24/7).
Dari sisi neraca tak banyak perubahan. Modal bersih atau ekuitas terkoreksi 10,8 persen ytd menjadi Rp3,8 triliun, dengan nilai utang atau liabilitas naik 9,3 persen ytd menjadi Rp8,94 triliun. Sehingga aset terkumpul sebanyak Rp12,8 triliun.
Kas hingga akhir Juni ini terpangkas Rp10,9 miliar, sisa Rp64,7 miliar, seiring pengeluaran atas aktivitas operasional dan investasi.
Dari data RTI Business, saham FASW belum mengalami perubahan di harga Rp5.500 pada perdagangan hari ini. Saham emiten produsen kertas itu masuk papan pemantauan khusus dengan kriteria nomor 6 dan 7.
Kriteria 6 adalah tidak memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di Bursa sebagaimana diatur Peraturan Nomor I-A dan I-V (terkait Saham Free float), kecuali ketentuan jumlah saham free float paling sedikit 50 juta untuk Papan Utama dan Papan Pengembangan, dan di atas 5 persen dari jumlah saham tercatat untuk Papan Utama, Papan Pengembangan dan Papan Akselerasi.
Sedangkan kriteria 7 adalah memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5 juta dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10 ribu saham selama 3 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction.
(Fiki Ariyanti)