MARKET NEWS

Rugi Membengkak hingga Kuartal III-2025, Saham CBRE Anjlok 7 Persen

TIM RISET IDX CHANNEL 04/11/2025 11:49 WIB

Performa keuangan yang kian tertekan membuat saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) tergelincir pada perdagangan Selasa (4/11/2025).

Rugi Membengkak hingga Kuartal III-2025, Saham CBRE Anjlok 7 Persen. (Foto: Cakra Buana)

IDXChannel - Performa keuangan yang kian tertekan membuat saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) tergelincir pada perdagangan Selasa (4/11/2025). Investor tampak kecewa setelah emiten pelayaran ini melaporkan rugi bersih yang membengkak di sembilan bulan pertama 2025.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.35 WIB, saham CBRE turun tajam 7,54 persen ke level Rp1.165 per unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp98,97 miliar.

Dengan demikian, saham CBRE telah melemah selama tiga hari berturut-turut. Dalam sepekan terakhir, harga sahamnya tercatat turun 14,55 persen, meski dalam sebulan masih menguat 16,92 persen.

Sejak menyentuh level tertingginya di Rp2.000 per saham pada perdagangan intraday 9 Oktober 2025, saham CBRE sudah terkoreksi 41,75 persen.

Kendati begitu, sepanjang 2025 saham ini masih mencatatkan lonjakan spektakuler, yakni naik 6.084 persen dari titik terendahnya di Rp13 per saham pada 2024.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M. Nafan Aji menilai pergerakan saham CBRE kini mulai kehilangan tenaga setelah reli panjang sejak awal tahun. Ia menyebut pola teknikal saham ini menunjukkan sinyal konsolidasi menurun.

“CBRE membentuk fase bearish consolidation dengan support di 1.065 dan resistance di 1.250,” ujar Nafan, Selasa (4/11/2025).

Rugi Membesar

CBRE menutup sembilan bulan pertama 2025 dengan rugi bersih Rp32,84 miliar, membengkak 83 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan rugi Rp17,96 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kinerja ini dipengaruhi oleh penurunan pendapatan dan masih tingginya beban usaha serta biaya keuangan.

Pendapatan CBRE tercatat turun tajam 32 persen YoY menjadi Rp28,54 miliar per akhir kuartal III-2025 dari sebelumnya Rp41,97 miliar. Sementara beban pokok pendapatan justru naik tipis 2 persen menjadi Rp34,62 miliar. Kondisi ini membuat perseroan menanggung rugi bruto Rp6,08 miliar, berbalik dari laba kotor Rp8,07 miliar pada sembilan bulan 2024.

Beban umum dan administrasi sedikit menurun 10 persen menjadi Rp12,98 miliar, tetapi beban lain-lain melonjak tinggi menjadi Rp3,34 miliar. Ditambah beban keuangan Rp10,09 miliar, rugi sebelum pajak membengkak menjadi Rp32,50 miliar, naik 86 persen dari Rp17,45 miliar pada periode sama tahun lalu.

Dari sisi neraca, total aset CBRE per 30 September 2025 meningkat 6 persen menjadi Rp352,58 miliar dari Rp333,65 miliar pada akhir 2024. Kenaikan terutama berasal dari lonjakan kas dan setara kas yang naik 841 persen, dari Rp3,25 miliar menjadi Rp30,61 miliar.

Namun, total liabilitas juga melonjak 24 persen menjadi Rp268,30 miliar, didorong oleh peningkatan pinjaman bank jangka panjang yang tumbuh 52 persen menjadi Rp173,14 miliar. Akibatnya, total ekuitas perusahaan menyusut 28 persen menjadi Rp84,28 miliar dari Rp117,12 miliar di akhir tahun lalu.

Secara keseluruhan, CBRE masih menghadapi tekanan berat dari sisi profitabilitas di tengah turunnya pendapatan dan beban keuangan yang tinggi.

Meski demikian, posisi kas yang jauh lebih kuat memberi ruang bagi perusahaan untuk menjaga likuiditas jangka pendeknya sambil menata strategi pembiayaan ke depan.

Akuisisi Kapal Hilong

Diwartakan sebelumnya, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) CBRE menyetujui sejumlah agenda penting.

Pertama, perusahaan akan mengakuisisi kapal pipe laying & lifting vessel Hilong 106 dari Hilong Shipping Holding Limited. Transaksi ini akan dibiayai menggunakan kas internal dan/atau pinjaman dari pihak ketiga.

Sebagai bagian dari mekanisme pembayaran, CBRE juga akan menerbitkan promissory note.
Selain itu, para pemegang saham menyetujui perubahan Anggaran Dasar guna memperluas kegiatan usaha perusahaan.

Perluasan ini mencakup bidang angkutan laut luar negeri serta layanan penunjang perairan.

Dalam keterbukaan informasi yang dikutip dari laman BEI, hasil RUPSLB tersebut resmi disetujui pemegang saham. RUPSLB yang diselenggarakan di Jakarta itu dihadiri pemegang saham yang mewakili 72,66 persen dari total saham dengan hak suara perseroan

Dengan masuknya Hilong 106 sebagai aset produktif, CBRE berpotensi mencatat kenaikan total aset dan pendapatan melalui peluang kontrak offshore bernilai besar. Total aset CBRE meningkat signifikan melonjak dari Rp328 miliar menjadi sekitar Rp1,94 triliun, yang akan tercermin dalam laporan keuangan kuartal IV-2025.

Namun ekspansi agresif ini dibarengi peningkatan kewajiban, terutama dari sisi pembiayaan, yang dapat mendorong Debt to Equity Ratio (DER) berada pada level lebih tinggi.

Direktur Utama CBRE, Suminto, menilai bahwa dengan adanya aksi korporasi tersebut membuat opsi right issue yang tengah dikaji perseroan merupakan opsi yang cukup baik dan strategis untuk memperkuat struktur pendanaan serta mendukung restrukturisasi modal secara berkelanjutan.

“Dengan struktur permodalan yang lebih solid, right issue akan menjadi momentum bagi peningkatan kinerja dan profitabilitas Perseroan. Pada akhirnya, hal ini akan membuka ruang yang lebih besar bagi potensi pembagian dividen di masa mendatang,” ujar Suminto, dalam siaran rilisnya, pada Rabu (29/10/2025) lalu. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE