MARKET NEWS

Rupiah Berotot ke 15.892 per USD Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS

Anggie Ariesta 04/04/2024 15:41 WIB

Nilai tukar (kurs) Rupiah sore ini (4/4/2024) ditutup menguat 27 poin ke level Rp15.892 setelah sebelumnya sempat melemah ke level Rp15.920. 

Rupiah Berotot ke 15.892 per USD Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS (Foto MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) Rupiah sore ini (4/4/2024) ditutup menguat 27 poin ke level Rp15.892 setelah sebelumnya sempat melemah ke level Rp15.920. 

Mengutip data Bloomberg, Rupiah hari ini sempat dibuka pada level Rp15.939 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS melemah karena Ketua Federal Reserve, Jerome Powell sebelumnya memberikan sinyal beragam mengenai penurunan suku bunga AS. 

“Meskipun Powell mengatakan The Fed pada akhirnya akan memangkas suku bunga pada akhir tahun ini, dia hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai waktu dan skala potensi pemotongan tersebut,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (4/42024).

Powell juga mengatakan, bank sentral akan membutuhkan lebih banyak keyakinan bahwa inflasi bergerak menuju target tahunan sebesar 2%. 

Komentar Powell muncul tepat sebelum data utama nonfarm payrolls untuk Maret 2024, yang akan dirilis pada Jumat ini. Namun peristiwa utama pekan ini adalah data nonfarm payrolls untuk Maret.

"Inflasi yang stagnan dan kuatnya pasar tenaga kerja adalah dua pertimbangan terbesar The Fed dalam berpotensi menurunkan suku bunga," ujar Ibrahim.

Sebelum data tenaga kerja, fokus investor juga tertuju pada pidato anggota komite penetapan suku bunga The Fed lainnya. Anggota FOMC, Michelle Bowman dan Thomas Barkin akan berbicara di acara terpisah pada Kamis ini.

Selain itu, sambung Ibrahim, sejumlah pejabat tinggi Jepang telah memperingatkan pasar mengenai spekulasi terhadap Yen. Dan bahwa mereka tidak akan mengesampingkan tindakan apapun untuk menurunkan USD-JPY. Pelanggaran terhadap 152 telah menarik intervensi tingkat tinggi oleh pemerintah Jepang pada 2022.

Ibrahim menambahkan, dari sentimen domestik, posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024 diperkirakan semakin menciut. Ini melanjutkan penurunan cadangan devisa pada Februari 2024.

"Cadangan devisa pada Maret 2024 diperkirakan berada di level USD143 miliar. Posisi ini turun dari cadangan devisa pada Februari 2024 yang mencapai USD144 miliar.

Cadangan devisa tersebut disebabkan oleh masih melambatnya ekspor komoditas utama RI, pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan sejalan dengan pelemahan nilai tukar Rupiah yang sudah mendekati Rp16.000 per USD.

Hal ini karena cadangan devisa biasanya digunakan untuk intervensi pasar untuk menjaga supplai dolar dan menahan depresiasi Rupiah.

Ibrahim memperkirakan, nilai tukar Rupiah akan dalam tren pelemahan seiring masih kuatnya tekanan eksternal yang diperkirakan persisten hingga akhir semester I-2024. 

“Sementara itu, untuk semester II-2024, perkembangan nilai tukar Rupiah diperkirakan lebih baik, dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga the Fed yang juga akan diikuti penurunan permintaan terhadap dolar AS,” jelas Ibrahim.

Sehingga, posisi cadangan devisa akan lebih baik pada akhir tahun, atau mencapai USD155 miliar. Perkiraan ini lebih baik jika dibandingkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2023 tercatat sebesar USD146,4 miliar.

"Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Kemudian ditutup melemah di rentang Rp15.880-Rp15.930," pungkas Ibrahim.

(FAY)

SHARE