Rupiah Berpotensi Melemah, Bisa Tembus Rp15.700 per Dolar AS
Rupiah diprediksi melemah pada perdagangan hari ini (4/11) dan bisa tembus ke Rp15.700 per dolar AS.
IDXChannel - Nilai tukar Rupiah diprediksi akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini (4/11). Rupiah diproyeksikan bisa tembus ke level Rp15.700 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Untuk perdagangan Jumat (4/11), mata uang Rupiah dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp15.680-Rp15.740," kata Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi.
Proyeksi pelemahan tersebut melanjutkan tekanan Rupiah di perdagangan kemarin (3/11) yang ditutup melemah 48 poin di level Rp15.695 per dolar AS.
Ibrahim mengatakan, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rilis terbaru, memasukkan Indonesia ke dalam daftar 10 negara dengan ekonomi terbesar dunia. Namun, ini bukan menjadi sebuah patokan untuk bertenang diri di tengah potensi resesi yang semakin nyata.
Posisi Indonesia saat ini berada di peringkat ke-7 di atas dua negara besar, yaitu Inggris dan Prancis, dengan mengacu kepada tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan Purchasing Power Parity (P3), yang mencatatkan sebesar USD4,02 triliun di 2022.
"Besarnya PDB Indonesia berdasarkan data yang disajikan oleh IMF berbanding terbalik dengan situasi asumsi makro ekonomi Indonesia. Dan ini terlihat dari semakin terdefresiasinya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS," ujar Ibrahim.
Selain itu, kata dia, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat inflasi pada Oktober 2022 telah mencapai angka 5,71 persen. Kemudian, Bank Indonesia juga beberapa kali telah melakukan penyesuaian suku bunga acuan.
"Kondisi perekonomian Indonesia saat ini tidaklah direspons cepat oleh pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, dari sisi eksternal, Indeks dolar dan indeks dolar berjangka masing-masing naik 0,5% setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps).
"Ketua Fed Jerome Powell menepis spekulasi bahwa bank berencana untuk menghentikan kenaikan suku bunga, dan mengatakan bahwa Fed akan terus menaikkan suku lebih lama dari yang diperkirakan semula," jelas Ibrahim.
(FAY)