MARKET NEWS

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.924, Tertekan Data Tenaga Kerja AS

Anggie Ariesta 09/08/2024 15:56 WIB

Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup melemah 31 poin atau 0,19 persen ke level Rp15.924,5 setelah sebelumnya berada di level Rp15.893 per dolar AS.

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.924, Tertekan Data Tenaga Kerja AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup melemah 31 poin atau 0,19 persen ke level Rp15.924,5 setelah sebelumnya berada di level Rp15.893 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp15.941 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar dipengaruhi data pasar tenaga kerja AS yang baru menunjukkan tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu, meredakan kekhawatiran akan resesi yang akan segera terjadi.

"Klaim pengangguran awal turun menjadi 233.000 yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir pada 3 Agustus, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Kamis, yang menunjukkan kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja sedang terurai adalah berlebihan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (9/8/2024).

Ringkasan pendapat yang disuarakan pada pertemuan kebijakan BOJ Juli menunjukkan pada hari Kamis bahwa beberapa anggota dewan mengutip perlunya terus menaikkan suku bunga, dengan satu mengatakan suku bunga pada akhirnya harus dinaikkan setidaknya menjadi sekitar 1 persen.

Selain itu, pendapat yang kontras dari ringkasan dan Uchida tentang apakah BOJ akan terus menaikkan suku bunga, atau berhenti karena volatilitas pasar, menggarisbawahi tugas rumit yang dihadapi bank sentral dan kemungkinan akan membuat investor gelisah.

Beberapa analis percaya pelonggaran dalam perdagangan carry ini mungkin masih harus berjalan lebih jauh, dan mungkin baru setengah jalan, yang dapat menambah volatilitas.

Bahkan jika Federal Reserve AS benar-benar memberikan pemotongan suku bunga yang tajam, seperti yang diharapkan sebagian besar pedagang pada bulan September, dan BOJ menaikkan lagi, masih akan ada insentif untuk menggunakan yen untuk mendanai perdagangan lainnya.

Fokus investor sekarang akan tertuju pada laporan inflasi harga konsumen AS untuk bulan Juli yang akan dirilis minggu depan, serta komentar oleh Ketua Fed Jerome Powell pada Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole bank sentral pada 22-24 Agustus.

Dari sentimen domestik, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat ditengah gejolak eksternal dengan inflasi yang terjaga pada kisaran target yang ditetapkan, dan sektor keuangan yang resilien. IMF memproyeksikan kinerja ekonomi Indonesia akan tetap tinggi, yaitu sebesar 5 persen pada 2024 dan 5,1 persen pada 2025.

Beberapa hal yang membuat ekonomi Indonesia membaik, karena kerangka kebijakan Indonesia yang berhati-hati baik di bidang moneter, fiskal, maupun keuangan dinilai telah menciptakan fondasi yang kokoh untuk stabilitas makro dan kesejahteraan sosial.

IMF menyampaikan apresiasi dan catatan positif mengenai langkah-langkah kebijakan yang telah ditempuh oleh otoritas Indonesia. Apresiasi tersebut terutama disampaikan terkait beberapa poin penting. Pertama, komitmen Indonesia terhadap disiplin fiskal. 

Kedua, penurunan inflasi sesuai dengan kisaran target yang telah ditetapkan dan kebijakan moneter yang memerhatikan perkembangan data (data dependent), upaya pendalaman pasar dan upaya penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

Ketiga, upaya penguatan kerangka kebijakan makroprudensial. Keempat, agenda pertumbuhan menuju status negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Kelima, komitmen untuk mencapai target nol emisi karbon atau net zero-emission pada 2060 serta langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.

Meski demikian, IMF mengingatkan ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama, dan spillover akibat kondisi high-for-longer pada keuangan global.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.880-Rp15.970 per dolar AS.

(Febrina Ratna)

SHARE