MARKET NEWS

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.250 per Dolar AS

Anggie Ariesta 14/07/2025 16:01 WIB

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah ke Rp16.250 per dolar AS pada akhir perdagangan Senin (14/7/2025).

Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp16.250 per Dolar AS. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin (14/7/2025). Mata uang Garuda turun 32 poin atau sekitar 0,20 persen ke level Rp16.250 per dolar AS.

Menurut pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, pelemahan rupiah terjadi karena Presiden AS Donald Trump pada akhir pekan lalu mengumumkan tarif 30 persen untuk Meksiko dan Uni Eropa, terbaru dari serangkaian tarif yang diumumkan selama seminggu terakhir. 

“Tarif Trump akan berlaku efektif mulai 1 Agustus, sehingga memberikan waktu terbatas bagi negara-negara ekonomi utama untuk menyelesaikan lebih banyak kesepakatan perdagangan dengan Washington,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (14/7/2025). 

>

Trump mengindikasikan ia tidak akan memperpanjang batas waktu 1 Agustus. Presiden AS selama seminggu terakhir telah mengumumkan tarif terhadap beberapa negara ekonomi utama lainnya, termasuk bea masuk 25 persen untuk Jepang dan Korea Selatan, tarif 50 persen untuk Brasil, dan tarif 50 persen untuk impor tembaga.

Selain itu, Trump akan mengirim senjata ofensif (Sistem pertahanan rudal patriot) ke Ukraina untuk membantunya dalam perang yang telah berlangsung lama. Hal ini terjadi setelah Trump pada akhir pekan lalu menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas keengganannya untuk melakukan gencatan senjata.

Sementara itu di China, data menunjukkan neraca perdagangan negara itu naik di atas ekspektasi pada Juni, didorong oleh ekspor yang lebih kuat dari perkiraan di tengah pemotongan tarif bersama dengan Amerika Serikat.

Fokus minggu ini tertuju pada data inflasi indeks harga konsumen AS untuk Juni, yang akan dirilis pada Selasa. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan peningkatan inflasi inti dan inflasi umum, dengan fokus utama pada apakah tarif Trump berkontribusi pada kenaikan harga. 

Inflasi yang stagnan kemungkinan akan memberi Federal Reserve lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga, meskipun ada desakan dari presiden agar bank sentral segera memangkas suku bunga.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah utang luar negeri Indonesia pada Mei 2025 naik USD4,05 miliar atau sekitar Rp66 triliun, menjadi USD435,6 miliar atau sekitar Rp7.100,28 triliun (asumsi kurs JISDOR BI Rp16.300 per dolar AS pada akhir Mei 2025).

Utang luar negeri tersebut mencatatkan kenaikan dalam dolar AS, tetapi jumlahnya justru menurun jika dikonversi menjadi rupiah, yakni dibandingkan April 2025 yang senilai USD431,55 miliar atau sekitar Rp7.197,76 triliun (asumsi kurs JISDOR akhir April 2025 Rp16.679 per dolar AS).

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.240 - Rp16.290 per dolar AS.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE