Rupiah Hari Ini Melemah Tipis Jadi Rp16.871 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis 12 poin atau 0,07 persen ke level Rp16.871 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (23/4/2025).
IDXChannel - Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis 12 poin atau 0,07 persen ke level Rp16.871 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (23/4/2025). Pelemahan ini juga didorong oleh sentimen global yakni langkah Presiden Trump ke China.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Presiden AS Donald Trump menginginkan kesepakatan dengan China di mana tarif perdagangan terhadap negara itu akan jauh di bawah level saat ini sebesar 145 persen. Ini terjadi setelah Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan perang dagang China-AS yang sedang berlangsung tidak berkelanjutan, dan bahwa dia mengharapkan de-eskalasi segera.
"Komentar Trump dan Bessent meningkatkan harapan bahwa presiden akan lebih jauh menarik kembali agenda tarifnya, mengurangi atau bahkan sepenuhnya meniadakan dampak potensial tarif perdagangan AS yang tinggi pada ekonomi-ekonomi utama," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (23/4/2025).
Sementara komentar Trump baru-baru ini tentang China menghadirkan beberapa potensi perbaikan dalam hubungan kedua negara. Trump mengatakan setiap kesepakatan perdagangan dengan China akan bergantung pada Beijing yang datang ke meja perundingan.
China sejauh ini menunjukkan sedikit niat untuk mundur, setelah mengenakan tarif balasan sebesar 125 persen pada barang-barang Amerika. Pasar khawatir atas dampak perang dagang yang mengerikan terhadap ekonomi China, mengingat negara itu telah berjuang bahkan sebelum Trump menjabat.
Bank Of America (BofA) menurunkan prospek produk domestik bruto China menjadi pertumbuhan 4 persen pada 2025, di bawah target pemerintah sebesar 5 persen. Pemangkasan BofA juga dilakukan setelah serangkaian penurunan peringkat oleh perusahaan pialang lainnya.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan April 2025 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 5,75 persen. Suku bunga deposit facility tetap berada pada level 5 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap berada pada level 6,5 persen.
Penyebab BI mempertahankan suku bunga disebabkan ketidakpastian ekonomi global yang dipicu tensi perang dagang. Agresifnya eskalasi tit-for-tat, atau strategi saling membalas, antara Amerika Serikat dan China dalam penentuan tarif impor antara kedua negara, semakin memperburuk ketidakpastian global.
Selain itu, kekhawatiran terkait tingkat inflasi dalam negeri karena walaupun data terkini menunjukkan bahwa inflasi masih berada di bawah rentang target BI, tekanan deflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir cenderung bersifat temporer usai berakhirnya program subsidi tarif diskon listrik.
Inflasi juga diprediksi akan meningkat secara perlahan seiring dengan berakhirnya diskon tarif angkutan udara untuk periode libur Idul Fitri. Peningkatan permintaan agregat dan mobilitas masyarakat menyusul berbagai hari raya keagamaan dan periode cuti bersama di bulan-bulan mendatang turut berpotensi memberikan tekanan inflasi.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.860-Rp16.940 per dolar AS.
(Febrina Ratna Iskana)