MARKET NEWS

Rupiah Hari Ini Menguat di Tengah Krisis Rusia-Ukraina, Won dan Ringgit Ambyar

Dinar Fitra Maghiszha 25/02/2022 10:07 WIB

Nilai mata uang rupiah di pasar spot hari ini naik tipis atas dolar Amerika Serikat (AS), Jumat (25/2/2022).

Rupiah Hari Ini Menguat di Tengah Krisis Rusia-Ukraina, Won dan Ringgit Ambyar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai mata uang rupiah di pasar spot hari ini naik tipis atas dolar Amerika Serikat (AS), Jumat (25/2/2022). Sampai dengan pukul 09.11 WIB, rupiah tumbuh 16 poin atau 0,11% di Rp14.374 per USD.

Pasar uang di kawasan Asia Pasifik bergerak mixed atas dolar AS, seperti Dolar Hong Kong koreksi -0,01% di 7,8079, Won Korea Selatan naik 0,27% di 1.202,85, dan Ringgit Malaysia tertekan -0,04% di 4,2005.

Peso Filipina longsor -0,14% di 51,360, Dolar Taiwan terjatuh -0,05% di 28,067, Baht Thailand naik 0,18% di 32,570, Dolar Singapura menanjak 0,03% di 1,3548, dan Yuan China tumbuh 0,11% di 6,3216. Sementara itu Yen Jepang melesat 0,15% di 115,34 dan Dolar Australia naik 0,08% di 0,7168.

Indeks dolar yang mengukur kinerja sejumlah mata uang lainnya mengawali pagi ini dengan koreksi tipis -0,16% di 96,98, setelah sebelumnya terdongkrak sentimen krisis di Eropa Timur menyusul serangan Rusia di sejumlah wilayah Ukraina. Indeks dolar sempat menyentuh level 97,74, tertinggi sejak tahun 2020.

Pada Kamis lalu (24/2), Rusia melancarkan serangan besar-besaran di Ukraina, mendorong puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka, saat pasukan Ukraina bertempur di berbagai front.

Amerika Serikat menanggapi konflik itu dengan meluncurkan sejumlah sanksi ekonomi bagi Rusia untuk melakukan bisnis menggunakan mata uang utama, sekaligus sanksi terhadap lembaga perbankan dan perusahaan milik negara.

"Urutan pertama yang secara alami memberi dampak di pasar keuangan adalah Rusia dan Ukraina ... tetapi ada dampak lain seperti obligasi Asia Pasifik dan pasar valuta asing juga," kata Analis MarketAxess, Riad Chowdhury, dilansir Reuters, Jumat (25/2/2022).

Chowdhury pointed to a "flight-to-quality type move both in global assets (moving to the dollar and yen) as well as in emerging markets".

Chowdhury mencermati ada kemungkinan peralihan aset investor global menuju dolar dan yen Jepang, sekaligus investasi di pasar negara berkembang / emerging market.

Selain dampak langsung perang di Ukraina, investor mata uang mencoba menilai dampak perang terhadap kebijakan moneter di seluruh dunia.

Sejumlah pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB), yang sebelumnya tampak terlihat hawkish, mengatakan situasi di Ukraina dapat menyebabkan ECB memperlambat pengetatan kebijakan.

Sementara beberapa pejabat AS mengatakan perang kemungkinan akan memperlambat aksi tetapi tidak akan menghentikan kenaikan suku bunga, mengingat lonjakan inflasi yang tinggi. (TYO)

SHARE