MARKET NEWS

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup Nyaris Balik ke Rp16.400 per USD

Anggie Ariesta 02/07/2024 15:31 WIB

Nilai tukar Rupiah ditutup melemah 75 poin atau 0,46 persen ke level Rp16.396 per USD pada perdagangan hari ini, Selasa (2/7).

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup Nyaris Balik ke Rp16.400 per USD (foto mnc media)

IDXChannel - Nilai tukar Rupiah ditutup melemah 75 poin atau 0,46 persen ke level Rp16.396 per USD pada perdagangan hari ini, Selasa (2/7). Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah sempat dibuka pada level Rp16.375 per USD.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS  stabil terhadap mata uang lainnya, setelah pulih dari penurunan baru-baru ini pada Senin (1/7), dengan lebih banyak isyarat mengenai suku bunga Fed dan AS yang akan dirilis pekan ini.

Gubernur The Fed, Jerome Powell akan berbicara pada konferensi Bank Sentral Eropa pada Selasa, sedangkan risalah pertemuan The Fed untuk Juni akan dirilis pada Rabu ini

"Data utama nonfarm payrolls untuk Juni akan dirilis pada Jumat, dan diperkirakan akan memberikan lebih banyak wawasan mengenai pasar tenaga kerja, yang juga merupakan pertimbangan utama bagi The Fed dalam memangkas suku bunga," kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa (2/7) sore.

Dolar AS sebelumnya mengalami pelemahan pada pekan lalu karena para pedagang menaikkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di September. Namun sejumlah pejabat Fed menyatakan, bank sentral memerlukan lebih banyak kepercayaan diri dalam mengendalikan inflasi sebelum memangkas suku bunga.

Selain itu, para menteri Jepang mengatakan mereka tetap waspada terhadap pergerakan pasar mata uang, meskipun pasangan USD-JPY diperdagangkan dengan nyaman di atas level 160 yen yang terakhir kali mendorong intervensi pada Mei. 

"Para pedagang berspekulasi bahwa pemerintah mungkin menunggu volume pasar yang rendah selama libur hari kemerdekaan 4 Juli untuk melakukan intervensi," ujar Ibrahim.

Sementara itu, data indeks manajer pembelian yang beragam dari China memberikan isyarat berbeda mengenai pemulihan ekonomi di negara tersebut. Sidang Pleno Ketiga Partai Komunis China, sebuah pertemuan para pejabat tingkat tinggi yang dijadwalkan berlangsung pada Juli, kini akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai China.

Dari sentimen domestik, dijelaskan Ibrahim, dampak penurunan kinerja Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang turun ke level 50,7 pada Juni 2024, turun dari angka 52,1 pada bulan sebelumnya. 

"Meski mengalami perlambatan ekspansi, industri manufaktur nasional masih menunjukkan kondisi ekspansif yang mampu dipertahankan selama 34 bulan berturut-turut hingga Juni 2024," tuturnya.

"Pemerintah mengapresiasi upaya pelaku industri yang terus mempertahankan optimisme dan produktivitas di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Bahkan sektor industri saat ini sudah masuk ke kondisi alarming. Para pelaku industri menurun optimismenya terhadap perkembangan bisnis mendatang," kata Ibrahim.

Sejalan dengan laporan S&P Global, manufaktur nasional kehilangan momentum pada Juni 2024 lantaran kenaikan output, permintaan baru, dan penjualan yang melambat, sehingga level PMI manufaktur Indonesia bulan lalu mengalami penurunan mendalam.

Kondisi tersebut memengaruhi kepercayaan diri industri terhadap kondisi output 12 bulan mendatang yang belum bergerak dari posisi terendah dalam 4 tahun pada Mei lalu, sekaligus salah satu yang terendah dalam rekor. 

Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya pesanan dari luar negeri yang dipengaruhi oleh kondisi pasar, restriksi perdagangan, dan regulasi yang kurang mendukung.

Adapun regulasi yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Perdagangan No 8/2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang merelaksasi impor barang-barang dari luar negeri sejenis dengan produk yang diproduksi di dalam negeri. 

Aturan relaksasi impor dalam beleid tersebut menyebabkan turunnya optimisme para pelaku industri, yang berpengaruh pada penurunan PMI.

"Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp16.380-Rp16.470 per USD," ucap Ibrahim. 

(FAY)

SHARE