MARKET NEWS

Rupiah Lesu ke Rp16.235 per USD Digempur Sentimen Global dan Domestik

Anggie Ariesta 27/12/2024 15:39 WIB

Rupiah hari ini (27/12/2024) ditutup melemah 45 poin atau 0,28 persen ke level Rp16.235 per USD setelah sebelumnya menguat.

Rupiah Lesu ke Rp16.235 per USD Digempur Sentimen Global dan Domestik (foto mnc media)

IDXChannel - Rupiah hari ini (27/12/2024) ditutup melemah 45 poin atau 0,28 persen ke level Rp16.235 per USD setelah sebelumnya menguat. Pelemahan ini sejalan dengan sentimen global dan domestik.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal, yaitu USD tetap kuat, didorong oleh sikap agresif Federal Reserve terhadap suku bunga hingga 2025 dan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, serta kinerja ekonomi yang kuat di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang.

Sentimen lain adalah inflasi indeks harga konsumen di ibu kota Jepang tumbuh lebih dari yang diharapkan pada Desember karena meningkatnya tekanan Harga.

"Beberapa pembuat kebijakan Bank of Japan melihat kondisi yang selaras untuk kenaikan suku bunga jangka pendek, dengan satu memprediksi tindakan dalam waktu dekat, menurut ringkasan pendapat dari pertemuan Desember," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (27/12).

Selain itu, pemerintah China telah memutuskan untuk menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun Yuan (USD411 miliar) yang memecahkan rekor tahun depan.

"Dari sentimen domestik, berbagai lapisan masyarakat, mulai dari ekonom hingga pelaku usaha menjerit daya beli masyarakat Indonesia anjlok pada tahun ini, membuat aktivitas ekonomi melambat," kata Ibrahim. 

"Dari sisi level konsumsi rumah tangga, selama tiga kuartal tahun ini terus tumbuh di bawah 5 persen. Per kuartal III-2024, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen (yoy). Membuat laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 hanya 4,95 persen," tuturnya.

Meski begitu, pemerintah masih bersikeras menganggap daya beli masyarakat Indonesia tetap terjaga. Terjaganya daya beli dilihat dari sudut pandang indeks keyakinan konsumen per November yang masih naik ke level 125,9, hingga indeks penjualan riil yang juga masih tumbuh meski hanya 1,7 persen.

Sebaliknya para ekonom memandang daya beli masyarakat sudah nampak jelas tengah jatuh. Untuk melihat data daya beli masyarakat melambat, bisa merujuk pada realisasi kondisi ekonomi pada kuartal III-2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Kuartal III-2024 bisa menjadi acuan dalam melihat daya beli sesungguhnya masyarakat, karena tidak ada faktor musiman yang menolong angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga. 

Sehingga pertumbuhan ekonomi dan konsumsi dari yang sebelumnya di atas 5 persen menjadi di bawah 5 persen itu sebenarnya tanda yang clear bahwa ada potensi pelemahan daya beli.

"Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk pekan depan diprediksi bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah direntang Rp16.220-Rp16.300 per USD," kata Ibrahim.

(Fiki Ariyanti)

SHARE