Rupiah Masih Terjaga, Pasar Saham Masih Tetap Menarik?
Sektor keuangan pada tahun lalu mengalami tekanan yang tidak mudah lantaran naiknya suku bunga secara ekstrem.
IDXChannel - Sektor keuangan pada tahun lalu mengalami tekanan yang tidak mudah lantaran naiknya suku bunga secara ekstrem.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, di tengah situasi seperti itu, nilai tukar rupiah masih terjaga karena indeks dolar AS kembali menurun saat tren perbaikan data ekonomi AS.
"Di tengah situasi seperti itu kita lihat nilai tukar rupiah masih relatif resilien, kita justru bahkan masih mengalami apresiasi 2% (YTD) dibandingkan banyak negara yang mengalami koreksi pada mata uang mereka," ungkap Sri dalam Konferensi Pers Kinerja dan Realisasi APBN di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Dari sisi capital flow, jika dilihat dari tahun 2022 dengan ketakutan inflasi tinggi di negara maju, kemudian mulai terjadinya kenaikan suku bunga, maka capital outflow terjadi.
"Uang terbang dari Indonesia ini terlihat dari negatif, surat berharga negara (SBN) kita dalam hal ini ditinggalkan oleh asing," katanya.
Untuk pasar saham masih menarik, sepanjang Desember (sampai dengan 29 Desember) mencatatkan Rp7,87 triliun, namun secara YTD outflow Rp6,19 triliun.
Tetapi SBN mengalami tekanan di 2022. Kemudian di tahun 2023 dengan suku bunga yang masih tinggi, Indonesia mampu membalikkan keadaan lagi.
"Capital inflow untuk SBN kita bahkan mencapai Rp80,4 triliun sampai 28 Desember kemarin, jadi dari negatif tahun 2022 menjadi positif," ujar dia.
Penurunan tekanan di pasar keuangan global kembali mendorong yield berada pada tren penurunan dalam 2 bulan terakhir. Yield SBN 10 tahun ke 6,74% dan secara YTD 6,68% dibandingkan awal tahun.
(DES)