MARKET NEWS

Rupiah Melemah Lagi ke Rp16.286 per USD

Anggie Ariesta 05/06/2024 15:35 WIB

Setelah sempat menguat, nilai tukar (kurs) Rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 66 poin atau 0,41% ke level Rp16.286 USD.

Rupiah Melemah Lagi ke Rp16.286 per USD. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Setelah sempat menguat, nilai tukar (kurs) Rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 66 poin atau 0,41% ke level Rp16.286 USD. Padahal, sebelumnya di kisaran Rp16.230 per USD.

Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah sempat dibuka pada level Rp16.265 per USD.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS dipengaruhi data tingkat lapangan kerja AS yang menurun lebih besar dari perkiraan. Angkanya turun sebanyak 296 ribu menjadi 8,059 juta pada hari terakhir April 2024.

"Pelaku pasar fokus pada data JOLTS menjelang laporan ketenagakerjaan AS pada hari Jumat, yang diperkirakan menunjukkan 185 ribu lapangan kerja baru tercipta pada bulan Mei, naik dari 175 ribu pada bulan April," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (5/6/2024).

Namun, pasar masih berhati-hati, dengan data nonfarm payrolls yang dirilis pada hari Jumat akan memberikan isyarat yang lebih pasti mengenai pasar tenaga kerja. The Fed juga akan mengadakan pertemuan pekan depan, dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil di tengah sulitnya inflasi AS.

Dari sentimen domestik, pemerintah menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2025 atau pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto melonjak ke kisaran 2,45-2,82%. Defisit anggaran yang dirancang tinggi pada 2025 mempertimbangkan pemerintahan baru yang akan melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebagaimana diketahui, tingkat defisit pada APBN 2025 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target defisit tahun ini yang ditetapkan sebesar 2,29% dalam APBN 2024, karena Presiden selanjutnya mengusung tema keberlanjutan.

"Defisit anggaran yang melebar pada 2025 juga mempertimbangkan pembayaran bunga utang yang meningkat. Pembayaran bunga yang meningkat ini yang perlu di-streamline lagi ke depan," kata dia.

Jika melakukan belanja dengan sumber utang, jelas Ibrahim, sebaiknya belanja modal itu revenue based. Artinya, secara self finance bisa membayar kembali utang-utang itu tersebut.

Selain itu, defisit dan anggaran belanja yang sudah dirancang tinggi oleh pemerintahan saat ini berpotensi mempersempit ruang belanja pemerintahan baru. 

Di sisi lain, pemerintahan yang baru harus menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 paling lambat tiga bulan setelah dilantik.

Selain itu, terbuka juga ruang bagi pemerintahan baru untuk melaksanakan APBN Perubahan (APBNP) untuk menyesuaikan belanja sesuai visi misi Presiden terpilih. 

"Oleh karena itu, penyusunan RAPBN di dalam panitia kerja antara DPR dan Pemerintah harus lebih diperjelas, terutama rancangannya harus bisa menyediakan ruang belanja yang lebih lebar bagi pemerintahan mendatang," pungkasnya.

Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp16.270-Rp16.340.

(YNA)

SHARE