Rupiah Menguat ke Rp16.224 per USD Sore Ini
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS atau USD ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (10/7/2025).
IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS atau USD ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (10/7/2025). Rupiah naik 33,50 poin atau sekitar 0,21 persen ke level Rp16.224 per USD.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, perkembangan perdagangan terus menentukan arah pasar, sementara risalah rapat Federal Reserve pada Juni mengungkapkan sebagian besar pejabat memperkirakan penurunan suku bunga akan tepat akhir 2025, dengan alasan tekanan inflasi yang sudah mereda dan potensi pelemahan ekonomi dan pasar tenaga kerja.
"Beberapa anggota mendukung kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan berikutnya, sementara yang lain tidak melihat perlunya perubahan kebijakan pada tahun 2025," ujarnya dalam risetnya, Kamis (10/7/2025).
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu mengumumkan tarif 50 persen untuk impor tembaga, efektif 1 Agustus, dengan klaim bahwa langkah tersebut bertujuan untuk mendorong industri tembaga dalam negeri. Sebelumnya pada hari Rabu, dia juga mengumumkan bahwa tarif timbal balik untuk Brasil akan naik menjadi 50 persen dari 10 persen.
"Meskipun ancaman tarif baru-baru ini berdampak terbatas pada pasar yang lebih luas, para pedagang tetap waspada terhadap potensi eskalasi perdagangan di masa mendatang," kata Ibrahim.
Lebih lanjut, kata Ibrahim, fokus pasar hari ini hanyalah angka klaim pengangguran di AS mingguan dan Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 30-tahun serta data CPI German (mtm) yang akan dirilis nanti malam pukul 19.30 WIB.
Dari sentimen internal, pasar merespons positif terhadap pemerintah, meski belum mendapat kesepakatan baru, pemerintah memastikan proses negosiasi dengan AS terkait tarif dagang sebesar 32 persen masih terus berjalan, bahkan komunikasi kedua belah pihak terus dibangun agar mendapatkan win-win solution.
Sejak tarif dasar 32 persen diberlakukan atas sejumlah produk ekspor Indonesia pasca keanggotaan di BRICS, pemerintah aktif menyusun skema untuk meredam dampaknya, termasuk dengan opsi deregulasi hingga peningkatan impor dari AS. Namun, hingga kini belum ada sinyal perubahan dari Washington.
Sebelumnya, Donald Trump mengumumkan, Indonesia akan tetap dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen. Penerapan tarif baru ini akan berlaku mulai 1 Agustus 2025. Alasan Trump tidak menurunkan besaran tarif ke Indonesia, karena AS dan Indonesia tidak memiliki hubungan timbal balik perdagangan yang baik selama Ini.
Terkait dengan isu persyaratan pendirian pabrik Indonesia di AS sebagai imbal balik penghapusan tarif, hal tersebut belum menjadi pokok pembahasan resmi. Pemerintah sampai saat ini belum menindaklanjuti keinginan dari pemerintah AS.
Pemerintah berharap negosiasi lanjutan dalam beberapa pekan kedepan bisa menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan, tanpa harus mengorbankan posisi strategis Indonesia dalam kemitraan BRICS dan hubungan dagang bilateral dengan AS.
"Berdasarkan analisis tersebut, mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.220-Rp16.270 per USD," kata Ibrahim.
(Dhera Arizona)