MARKET NEWS

Rupiah Sepekan Menguat jelang Pelantikan Prabowo

Anggie Ariesta 19/10/2024 15:00 WIB

Nilai tukar (kurs) rupiah selama sepekan perdagangan pada periode 14-18 Oktober 2024 bergerak menguat signifikan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD).

Ilustrasi nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar AS. (Foto: Istimewa)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah selama sepekan perdagangan pada periode 14-18 Oktober 2024 bergerak menguat signifikan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD).

Mengutip data Bloomberg, Sabtu (19/10/2024), rupiah spot pekan ini ditutup terapresiasi terhadap USD sebesar 0,17 persen pada level Rp15.481. Kemudian, dalam sepekan ini, rupiah menguat 0,54 persen dibandingkan dengan penutupan pada awal pekan lalu.

Sementara itu, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) dalam sepekan juga menguat 0,73 persen dan ditutup pada level Rp15.466 per dolar AS.

Kendati demikian, penguatan rupiah yang terjadi dalam sehari terakhir ini juga diiringi dengan pelemahan indeks dolar AS (DXY) yang terkoreksi 0,11 persen ke posisi 102,58, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir.

DXY sebelumnya sudah sembilan hari beruntun ditutup hijau dan menjadi penekan rupiah sejak awal bulan akibat penambahan jumlah pekerjaan AS yang lebih banyak dari ekspektasi dan penurunan tingkat pengangguran di sana.

Terapresiasinya rupiah disinyalir respons pasar terhadap pemerintahan baru yang secara resmi akan berlangsung Minggu (20/10/2024).

Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, nilai tukar rupiah pada kuartal III-2024 menguat di level Rp15.140 per dolar AS

"Ini artinya rupiah pada akhir September 2024 mengalami apresiasi atau penguatan 2,08 persen month to month (mtm) dari bulan sebelumnya, dibandingkan posisi akhir Agustus,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat KSSK ke-IV Tahun 2024, Jumat (18/10/2024).

Adapun menguatnya nilai tukar rupiah ini lebih tinggi bila dibandingkan nilai tukar mata uang Korea Selatan yang menguat 2,02 persen, Filipina 0,17 persen, hingga India sebesar 0,1 persen.

Dia mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah pada periode tersebut didukung masuknya aliran modal asing (inflow) ke pasar keuangan dalam negeri. Adanya inflow itu tak lepas dari kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Di samping itu, hal tersebut juga didorong fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.

Fundamental perekonomian Indonesia yang kuat didorong oleh kondisi inflasi yang masih rendah, sehingga aliran modal asing masih tetap masuk dan terus berlanjut.

Meski begitu, memasuki kuartal IV-2024, atau pada Oktober 2024 nilai tukar rupiah kembali melemah. Hal itu disebabkan karena kembali memanasnya konflik di Timur Tengah.

Dia mencatat, memasuki kuartal IV-2024, atau hingga 15 Oktober 2024, kondisi nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 2,82 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya. Pelemahan tersebut diakibatkan perkembangan selama dua minggu terakhir, oleh adanya ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang menyebabkan spekulasi mengenai kenaikan harga minyak.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE