Rupiah Sepekan Menguat usai Suku Bunga The Fed Turun dan Trump Menang
Nilai tukar (kurs) Rupiah pada sepekan perdagangan 4-8 November 2024 bergerak menguat signifikan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD).
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) Rupiah pada sepekan perdagangan 4-8 November 2024 bergerak menguat signifikan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD).
Mengutip data Bloomberg, Minggu (10/11/2024), Rupiah spot pekan ini ditutup menguat 0,51 persen pada level Rp15.672 per USD. Adapun Rupiah juga ditutup menguat 0,43 persen dalam sehari pada perdagangan Jumat.
Sementara itu, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) dalam sepekan juga menguat 0,50 persen dan dalam sehari ditutup naik 0,60 persen pada level Rp15.671 per USD.
Selain pemangkasan suku bunga The Fed, sepanjang pekan ini, Rupiah bergerak dinamis akibat hasil dari Pemilu AS dengan Donald Trump sebagai Presiden terpilih AS saat ini.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, ada kekhawatiran terkait rencana Trump untuk memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis sehingga sempat melemahkan Rupiah bahkan mayoritas mata uang.
Di saat yang sama, Rupiah kembali rebound tertolong keputusan The Fed yang telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan. Ketua The Fed Jerome Powell juga memberikan pernyataan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, dan bank sentral AS ini akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut.
Di sisi lain, lanjut Ibrahim, fokus tertuju pada pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, yang akan berakhir pada hari Jumat.
NPC secara luas diharapkan menguraikan rencana untuk lebih banyak pengeluaran fiskal. Ibrahim memperkirakan setidaknya 10 triliun yuan atau sekitar USD1,6 triliun dalam pengeluaran tambahan selama beberapa tahun mendatang, karena Beijing berjuang untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang melambat.
"Kepresidenan Trump kedua juga berpotensi membuat Beijing mengeluarkan lebih banyak stimulus karena Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif 60 persen pada semua impor China, yang menandakan lebih banyak hambatan ekonomi bagi China," kata Ibrahim.
Ibrahim juga menjelaskan sekalipun The Fed telah memangkas suku bunga, tetapi sejatinya masih termasuk tinggi.
"Oleh karena itu pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengantisipasinya, karena efek Trump dapat membuat berlanjutnya perang dagang hingga suku bunga AS serta akan berdampak terhadap arus modal dan dinamika ketidakpastian pasar keuangan," ujar Ibrahim.
Untuk itu, Ibrahim memprediksi, Rupiah bakal ditutup menguat pada perdagangan Senin, (11/11/2024) di kisaran Rp15.600-Rp15.690 per USD.
(Dhera Arizona)