MARKET NEWS

Rupiah Sore Ini Ditutup Menguat ke Rp16.405 per Dolar AS

Anggie Ariesta 30/07/2025 15:40 WIB

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup menguat pada perdagangan, Rabu (30/7/2025).

Rupiah Sore Ini Ditutup Menguat ke Rp16.405 per Dolar AS (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup menguat pada perdagangan, Rabu (30/7/2025). Rupiah terapresiasi tipis 4 poin atau sekitar 0,02 persen ke level Rp16.405 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pejabat AS dan China sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata tarif 90 hari mereka pada hari Selasa, setelah dua hari perundingan yang digambarkan kedua belah pihak sebagai perundingan konstruktif di Stockholm yang bertujuan meredakan perang dagang yang semakin memanas antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia yang mengancam pertumbuhan global.

"Tidak ada terobosan besar yang diumumkan, dan para pejabat AS mengatakan bahwa keputusan untuk memperpanjang gencatan senjata perdagangan yang berakhir pada 12 Agustus atau membiarkan tarif melonjak kembali ke angka tiga digit berada di tangan Presiden Donald Trump," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (30/7/2025).

Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent meredam ekspektasi bahwa Trump akan menolak perpanjangan tersebut. "Pertemuan-pertemuan itu sangat konstruktif," kata Bessent kepada para wartawan setelah pertemuan berakhir. "Hanya saja kami belum memberikan tanda tangan," tutur dia.

Kemudian, keyakinan yang semakin meningkat bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan dan tetap tidak berkomitmen untuk pelonggaran lebih lanjut, meskipun ada tekanan dari Presiden Donald Trump untuk memangkas suku bunga.

Namun, tekanan dari Trump dapat menimbulkan perselisihan di antara para pembuat kebijakan The Fed. Gubernur Christopher Waller dan Michelle Bowman kemungkinan akan memberikan suara menentang keputusan Powell untuk mempertahankan suku bunga acuan.

Namun beberapa tanda meredanya kondisi di pasar tenaga kerja, ditambah dengan kejelasan yang lebih lanjut tentang tarif Trump, juga dapat membuat The Fed lebih terbuka untuk akhirnya memangkas suku bunga acuan.

Dari sentimen domestik, eskalasi geopolitik menjadi tantangan global yang membuat target pertumbuhan ekonomi sedikit terhambat. Namun, pemerintah optimis dan terus mengakselerasi konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, hingga investasi lewat sejumlah stimulus sebagai strategi jangka pendek untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen pada 2025.

Oleh karena itu, semester kedua tahun 2025 akan menjadi penentu tercapainya target pertumbuhan ekonomi, harus mencapai 5,4 persen pada semester kedua tahun 2025 agar target sepanjang tahun (full year) 5,2 persen bisa tercapai.

Kebijakan pendorong ekonomi yang akan digenjot pada semester II/2025 yaitu konsumsi pemerintah, terutama dengan mendorong akselerasi penyerapan belanja kementerian/lembaga (K/L) dengan anggaran besar. Apalagi, konsumsi pemerintah terkontraksi pada kuartal I/2025 (-1,38 persen) secara tahunan. Kontraksi itu akibat kebijakan efisien anggaran, namun kini Kementerian Keuangan akan membebaskan K/L untuk membelanjakan anggarannya.

Selain itu, pemerintah akan menggenjot investasi mulai dari dorong kinerja Kawasan Ekonomi Khusus, kredit investasi padat karya, perluas program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dari target pembangunan 220.00 menjadi 350.000 unit rumah, implementasi kredit program perumahan, hingga penyerapan program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS).

Pemerintah juga akan mendorong konsumsi rumah tangga dan daya beli melalui optimalisasi penyerapan program padat karya tunai hingga usulan paket stimulus ekonomi sektor pariwisata jelang liburan Natal dan Tahun Baru.

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.390 - Rp16.450 per dolar AS.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE