Rusia-Ukraina Negosiasi Damai, Harga Minyak Brent Turun ke USD106,7 per Barel
Merespons upaya diplomatik Rusia-Ukraina untuk akhiri perang, minyak mentah dunia kembali terpantau mengalami penurunan.
IDXChannel - Harga minyak mentah / crude oil bergerak merosot pada perdagangan Senin siang (14/3/2022).
Berdasarkan data pasar New York Mercantile Exchange (NYMEX), hingga pukul 12:28 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak Mei 2022 tertekan -1,69% di USD110,77 per barel, menambah kerugian -10,10% dalam lima hari terakhir.
Sementara minyak WTI kontrak April 2022 merosot -2,43% di USD106,71 per barel, dari titik tertinggi harian di USD109,72.
Komoditas minyak mentah kembali memperpanjang penurunan harga merespons upaya diplomatik untuk mengakhiri perang di Ukraina. Saat ini pasar bersiap untuk menyambut dampak kenaikan suku bunga Amerika Serikat.
Seperti diketahui, harga minyak sempat melonjak hingga menyentuh USD140 per barel akibat 'operasi khusus' yang dilancarkan Rusia ke sejumlah wilayah di Ukraina.
Kabar terbaru, kedua negara tersebut tampak optimis mampu menghasilkan hasil negosiasi pada akhir pekan nanti, kendati perundingan terakhir selalu gagal.
"Harga minyak mungkin akan terus melemah pekan ini karena investor mulai mencerna dampak sanksi terhadap Rusia, bersama dengan pihak-pihak yang menunjukkan tanda-tanda negosiasi untuk menghentikan perang," kata Analis CMC Markets, Tina Teng, dilansir Reuters, Senin (14/3/2022).
Ekspektasi pasar atas kesepakatan damai didorong oleh komenter Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman yang mengatakan Rusia telah menunjukkan tanda-tanda kemungkinan bersedia untuk melakukan negosiasi substantif atas Ukraina.
Ke depan, pasar akan fokus membaca dampak kebijakan moneter yang terjadi setelah pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (FOMC) yang diprediksi kuat akan menaikkan suku bunga pekan ini.
"Pasar mulai beralih ke kebijakan moneter dalam pertemuan FOMC mendatang minggu ini, yang dapat memperkuat dollar lebih lanjut, dan menekan harga komoditas," tambah Teng.
Rapat Kebijakan Bank Sentral (FOMC) AS dijadwalkan pada 15-16 Maret untuk memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga atau tidak.
(IND)