MARKET NEWS

Saham Anjlok saat Laba Turun Tajam, Prospek Saham Indofood INDF-ICBP Masih Cerah?

TIM RISET IDX CHANNEL 31/08/2022 14:53 WIB

Investor saham langsung merespons negatif penurunan laba bersih duo Indofood dalam laporan keuangan yang dirilis pada Rabu (31/8/2022).

Saham Anjlok saat Laba Turun Tajam, Prospek Saham Indofood INDF-ICBP Masih Cerah? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Investor saham langsung merespons negatif penurunan laba bersih duo Indofood dalam laporan keuangan yang dirilis pada Rabu (31/8/2022). Analis menilai, prospek saham Indofood masih positif ke depan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.25 WIB, saham INDF merosot 3,08% ke Rp6.300/saham dengan nilai transaksi Rp120,18 miliar dan volume 19,19 juta saham.

Penurunan ini membuat saham INDF ambles 5,64% dalam sepekan dan turun 5,97% dalam sebulan.

Kemudian, anak usaha INDF, ICBP, juga turun tajam, minus 4,30% keRp8.325/saham. Bahkan, di awal perdagangan saham ICBP sempet menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) (pembulatan 7 persen) di harga Rp8.125/saham.

Dalam sepekan, saham ICBP turun 4,84% dan dalam sebulan terjungkal 6,96%.

Menurut pers rilis perusahaan di website BEI, INDF membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 12% menjadi Rp52,79 triliun dibandingkan Rp47,29 triliun di periode yang sama taun lalu.

Laba usaha naik 4% menjadi Rp8,83 triliun dari Rp8,49 triliun, dan marjin laba usaha turun menjadi 16,7% dari 17,9%.

Kendati laba usaha naik, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 16% menjadi Rp2,90 triliun dari Rp3,43 triliun karena naiknya rugi selisih kurs yang belum terealisasi dari kegiatan pendanaan.

Kemudian, ICBP membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 16% menjadi Rp32,59 triliun dibandingkan Rp28,20 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dengan kenaikan tersebut, ICBP membukukan marjin laba usaha yang terbilang baik, yakni sebesar 18,0%.

Namun demikian, jelas manajemen, seiring dengan kenaikan berbagai harga komoditas, laba usaha turun 8% menjadi Rp5,88 triliun dari Rp6,36 triliun.

Bagaimana Prospek Saham Indofood?

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Pebe Peresia, menjelaskan, top line atawa pendapatan duo Indofood masih double  digit walaupun ada kenaikan harga jual rata-rata (ASP) pada April dan Juni lalu.

Ini artinya, kata Pebe, emiten Grup Salim tersebut bisa membebankan kenaikan biaya ke konsumen tanpa harus mengurangi volume penjualan.

“Memang kenaikan yang terakhir dilakukan di bulan Juni. Jadi, dampaknya mungkin akan lebih terlihat di 3Q22 [kuartal III 2022],” jelas Pebe saat dihubungi IDXChannel, Rabu (31/8).

Secara operasional, lanjut Pebe, EBIT perusahaan turun sekitar 7% dan masih inline atawa sesuai dengan proyeksi Samuel Sekuritas.

“Tapi, secara net profit [laba bersih] memang menurun cukup signifikan yang kami nilai karena adanya forex loss [rugi selisih kurs],” imbuh Pebe.

Pebe sendiri bilang, seperti penjelasan manajemen Indofood, penyebab penurunan kinerja perusahaan adalah karena “kenaikan harga komoditas dan forex loss”.

Soal proyeksi saham dan kinerja perusahaan ke depan, Pebe mengatakan, Samue Sekuritas masih optimistis terhadap Indofood, khususnya ICBP.

“Untuk saat ini kita masih under review [dalam proses peninjauan] untuk update 1H22 [kinerja semester I 2022], tapi secara overall kita masih positif untuk ICBP ke depan,” pungkas Pebe. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE