Saham ANTM-BRMS Cs Reli saat Emas Tembus Rekor Tertinggi (ATH)
Saham emiten produsen emas menguat pada Selasa (2/9/2025), melanjutkan reli sehari sebelumnya seiring logam mulia acuannya menyentuh rekor tertinggi.
IDXChannel – Saham emiten produsen emas menguat pada Selasa (2/9/2025), melanjutkan reli sehari sebelumnya seiring logam mulia acuannya menyentuh rekor tertinggi (all-time high) baru pagi ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.02 WIB, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melambung 6,09 persen, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terkerek 4,06 persen, dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendaki 2,86 persen.
Setali tiga uang, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terapresiasi 2,87 persen, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 2,01 persen, dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) 2,52 persen.
Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada Selasa (2/9/2025), melanjutkan reli enam hari beruntun didorong pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini.
Harga emas spot (XAU) naik 0,5 persen menjadi USD3.492,26 per ons pada pukul 08.57 WIB, setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di USD3.508,50 pagi ini.
“Lemahnya kondisi ekonomi serta ekspektasi pemangkasan suku bunga AS menjadi penopang logam mulia,” kata analis pasar keuangan Capital.com, Kyle Rodda, dikutip Reuters.
“Faktor lain adalah krisis kepercayaan yang memburuk terhadap aset dolar akibat serangan Presiden AS Donald Trump terhadap independensi The Fed,” imbuhnya.
Trump selama berbulan-bulan mengkritik The Fed dan Ketua Jerome Powell karena tidak menurunkan suku bunga, bahkan baru-baru ini menyoroti renovasi mahal kantor pusat bank sentral di Washington.
Sehari sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan The Fed adalah lembaga independen, namun mengakui bank sentral itu “membuat banyak kesalahan.” Ia juga membela hak Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook terkait dugaan penipuan hipotek.
Trader kini memperkirakan peluang 90 persen bahwa The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 17 September, berdasarkan CME FedWatch Tool. Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya berkinerja baik di era suku bunga rendah.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga dan kekhawatiran soal independensi The Fed telah menekan indeks dolar AS (DXY), yang terpuruk di dekat posisi terendah lebih dari sebulan terhadap mata uang saingannya. Hal ini membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli di luar negeri.
Data pada Jumat lalu menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS naik 0,2 persen secara bulanan dan 2,6 persen secara tahunan, sesuai perkiraan.
Investor kini menantikan data ketenagakerjaan non-pertanian AS yang akan dirilis Jumat mendatang untuk mengetahui besaran pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.