MARKET NEWS

Saham Astra (ASII) Merosot 2,8 Persen usai Kena Profit Taking

TIM RISET IDX CHANNEL 05/02/2024 12:56 WIB

Saham PT Astra International Tbk (ASII) melorot pada Senin (5/2/2024) usai cenderung menguat dalam 4 hari terakhir seiring dibayangi sejumlah sentimen negatif.

Saham Astra (ASII) Merosot 2,8 Persen usai Kena Profit Taking. (Foto: Astra)

IDXChannel – Saham PT Astra International Tbk (ASII) melorot pada Senin (5/2/2024) usai cenderung menguat dalam 4 hari terakhir seiring dibayangi sejumlah sentimen negatif.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ASII turun 2,82 persen secara harian ke level Rp5.175 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp340,00 miliar dan volume perdagangan 64,94 juta saham.

Saham ASII terkena aksi ambil untung (profit taking) investor setelah rebound dari level terendah baru sejak Agustus 2021 di Rp4.900 per saham pada perdagangan intraday 29-30 Januari 2024.

Investor asing membukukan beli bersih (net buy) saham ASII Rp30,56 miliar di pasar reguler pada Jumat (2/2) pekan lalu. Namun, dalam sepekan, asing masih melakukan jual bersih (net sell) Rp62,41 miliar.

Secara teknikal, hingga pukul 12.00 WIB, dalam grafik harian, saham ASII tertahan di bawah garis moving average (MA) 20 (level 5.287) dan membentuk pola candlestick bearish harami.

Level support terdekat untuk ASII berada di 5.110 dan level psikologis 5.000.

Sebelumnya, dalam keterangan tertulis di situs perusahaan, Senin (29/1), Toyota Motor Corporation (Toyota/TMC) menjelaskan, Toyota Industries Corporation (TICO) melaporkan soal temuan ketidaksesuaian sertifikasi emisi mesin diesel kepada Toyota.

Penyelidikan menemukan penggunaan perangkat lunak berbeda selama pengujian, menghasilkan output yang tidak akurat.

Sebanyak 10 model kendaraan terpengaruh secara global, termasuk enam di Jepang dan satu dari Indonesia.

Untuk Indonesia, satu model yang dimaksud adalah Fortuner yang mulai dijual pada Mei 2020. Model tersebut diproduksi Toyota Motor Thailand Co., Ltd., PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), dan Toyota Kirloskar Motor Private Ltd. (India).

Informasi saja, TMMIN, yang bergerak di bisnis produksi kendaraan, mesin dan komponen
ekspor kendaraan, mesin dan komponen, dikuasai Toyota Motor Corporation dengan kepemilikan saham 95 persen. Sedangkan, sisanya, sebanyak 5 persen, digenggam PT Astra International Tbk (ASII).

TMMIN berperan sebagai produsen sekaligus pengekspor produk-produk Toyota.

Meskipun demikian, produk yang diproduksi massal di pabrik telah diverifikasi kembali dan terkonfirmasi bahwa mesin dan kendaraan yang terpengaruh memenuhi standar output performa mesin. Karenanya, tidak perlu menghentikan penggunaan mesin atau kendaraan yang terpengaruh.

“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pelanggan kami yang telah lama mendukung kendaraan yang terkena dampak dan menunggu, dan juga kepada semua pemangku kepentingan lainnya atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran signifikan yang ditimbulkan oleh hal ini,” jelas pihak TMC dalam keterangan tertulis.

Seiring dengan itu, TICO telah memutuskan untuk sementara menghentikan pengiriman mesin yang terpengaruh, sedangkan Toyota juga memutuskan untuk sementara menghentikan pengiriman kendaraan yang dilengkapi dengan mesin yang terpengaruh.

Recall Mobil Listrik

Kabar soal masalah mobil diesel tersebut bersamaan dengan PT Toyota Astra Motor (TAM) yang mengumumkan program recall atau penarikan kembali terhadap mobil listrik bZ4X yang beredar di Indonesia.

Hal ini terjadi akibat ECU (Electronic Control Unit) yang perlu diprogram ulang. Dikatakan Toyota Indonesia dalam keterangan resminya, ECU mengendalikan tampilan seluruh informasi penting kendaraan pada Combination Meter. Masalah yang ditemukan membuat ratusan unit bZ4X yang sudah beredar harus dilakukan penarikan kembali.

Toyota bZ4X yang terkena dampak recall lansiran Maret 2022-Juni 2023 sebanyak 595 unit. Pelanggan Toyota bZ4X yang terkena dampak diminta untuk berkunjung ke bengkel resmi Toyota terdekat dalam rangka pemeriksaan lanjutan dan reprogramming ECU.

“Dengan segala kerendahan hati, PT TAM menjalankan inisiatif global dari prinsipal Toyota Motor Corporation (TMC) yaitu menginformasikan dan mengajak para pemilik kendaraan Toyota bZ4X tahun produksi Maret 2022-Juni 2023 supaya segera memastikan apakah kendaraannya termasuk dalam daftar unit yang mendapatkan recall di jaringan bengkel resmi Toyota di seluruh Indonesia,” ujar Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, dalam keterangan resmi dikutip, Senin (29/1/2024).

JP Morgan Bikin Geger

Penurunan tajam yang sempat dialami saham ASII semakin diperburuk usai aksi pangkas rekomendasi ala JP Morgan dan Macquarie pekan lalu.

JP Morgan menurunkan peringkat saham ASII dari neutral menjadi underweight pada riset yang dirilis 22 Januari 2024. JP Morgan juga memangkas target harga dari Rp5.500 per saham menjadi Rp4.650 per saham.

Analis JP Morgan Sekuritas Indonesia menggarisbawahi risiko masuknya produsen mobil listrik (EV) China BYD ke Indonesia yang berpotensi menggerus pangsa pasar ASII, yang selama ini menjadi penguasa otomotif di Tanah Air, hingga 8 persen mulai 2025.

“Masuknya BYD ke Indonesia lebih cepat dari ekspektasi kami sebelumnya dan Astra dipastikan tidak ikut serta dalam distribusi. Kami yakin masuknya BYD akan menghasilkan perubahan paradigma dan hilangnya pangsa pasar sebesar 8% bagi Astra dalam dua tahun ke depan,” kata analis JP Morgan, dikutip IDXChannel, Minggu (28/1).

“Kami percaya baik investor asing maupun domestik tidak punya alasan untuk memiliki Astra, bahkan pada level ini,” imbuh analis JP Morgan.

Sementara, Macquarie memberikan rating neutral dengan target harga Rp5.650 untuk saham Astra usai menggelar investor call dengan Head of Investor Relations Astra Tira Ardianti dalam rilis terbaru pada 25 Januari lalu.

Menurut pemaparan Macquarie, ASII tetap optimis sekaligus hati-hati terhadap proyeksi kinerja tahun penuh 2024, sembari mempertahankan strategi otomotif yang ada.

Menurut hemat Macquarie, kasus uji (test case) untuk melihat dampak terhadap volume penjualan 4W (kendaraan roda empat) Astra setelah peluncuran penuh pesaing pesaing BEV (macam BYD, Great Wall Motor, VinFast, dll) EV akan terlihat di kuartal II-2024.

ASII sendiri tetap fokus pada strategi kendaraan hibrida (hybrid) 4W sebelum peluncuran BEV Toyota. Kendaraan hibrida mendominasi penjualan EV di Indonesia; ASII memegang pangsa pasar sekitar 68 persen.

Astra, masih mengutip Macquarie, juga mengharapkan prospek penjualan yang lebih kuat di semester II-2024 pasca-pemilu 2024. Produksi domestik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) kembali normal setelah investigasi atas kasus skandal pengujian keselamatan beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Astra mengantisipasi ketahanan pasar 2W (kendaraan roda dua alias motor) lebih tinggi dari 4W selama tahun pemilu ini.

Penurunan perkiraan pangsa pasar 4W ASII menjadi sekitar 52 persen di tahun penuh 2024. Sementara, jelas Macquarie, pangsa pasar pemain BEV baru bisa naik menjadi sekitar 9% pada 2026.

ASII bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar yang relatif stabil secara tahunan (YoY) untuk segmen 2W/4W, dengan target pangsa pasar >50% untuk 4W.

Rentetan Kabar Negatif

Kabar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut pemerintah memiliki opsi untuk menaikkan pajak kendaraan pribadi yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) menjadi sentimen negatif teranyar untuk ASII, yang merupakan raksasa otomotif konvensional Tanah Air.

Luhut mengatakan kenaikan pajak itu bertujuan agar pemerintah bisa mempunyai kapasitas fiskal yang lebih luas untuk membiayai atau berikan subsidi terhadap transportasi masal. 

"Kami tadi rapat dan berpikir untuk menaikkan pajak untuk kendaraan sepeda motor non-listrik sehingga nanti itu bisa memberikan subsidi ongkos-ongkos seperti LRT atau kereta cepat," kata Luhut dalam sambutannya dalam sebuah video yang diputar pada peresmian peluncuran jenama dan produk kendaraan berbasis baterai Build Your Dreams (BYD).

Peningkatan pajak kendaraan konvensional itu juga diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi masal. Sehingga masalah polusi udara lewat kendaraan bisa berkurang.

Kabar di muka menambah sentimen negatif sebelumnya, yakni soal manipulasi uji keselamatan tabrakan yang dilakukan Daihatsu Motor Co. Ltd Jepang yang turut berimbas ke ASII dan entitas terafiliasinya, PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

Manajemen Astra International pun membuka suara mengenai skandal uji tabrak Daihatsu Jepang.

Corporate Secretary ASII, Gita Tiffany Boer mengungkapkan, ADM adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki perseroan sebesar 31,87 persen. Sisanya dikuasai oleh Daihatsu Motor Co., Ltd dan Toyota Tsusho Corporation.

ADM ditegaskannya, bukan perusahaan terkendali perseroan. ADM merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan bermotor roda empat dengan merek Daihatsu atau merek lainnya di Indonesia.

"Kami sudah meminta tanggapan dan masukan dari ADM. Terkait kegiatan ekspor ADM, dampak finansial terhadap perseroan dari penghentian sementara sebagian ekspor ADM tidak bersifat material," jelas Gita dalam Keterbukaan Informasi BEI, Kamis (4/1/2024).

Dia mengatakan, perseroan telah menyampaikan semua informasi material yang dapat memengaruhi harga saham ASII.

"Sebagai perusahaan tercatat, perseroan senantiasa mematuhi ketentuan peraturan pasar modal Indonesia mengenai keterbukaan informasi," imbuh Gita.

Sementara itu, dalam Keterbukaan Informasi BEI, Wakil Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor, Erlan Krisnaring Cahyono memberikan klarifikasinya dalam surat yang dilampirkan manajemen ASII.

"ADM tidak menutup pabrik domestik ADM di Indonesia," ujarnya.

Erlan menegaskan, produksi dan distribusi kendaraan Daihatsu di Indonesia tetap berjalan normal. Pun dengan kegiatan ekspor, di mana ADM telah mendapatkan konfirmasi dari otoritas sebagian besar negara tujuan ekspor dan sudah memenuhi regulasi yang berlaku di negara tujuan ekspor tersebut.

"ADM telah kembali melakukan pengiriman ekspor secara bertahap mulai 26 Desember 2023 ke lebih dari 60 negara tujuan ekspor," terangnya.

Sebelumnya, pada September tahun lalu, beredar video yang memperlihatkan sejumlah skiter matik Honda besutan PT Astra Honda Motor (AHM) yang menggunakan rangka eSAF patah. Setelah ditelisik, ternyata rangka yang digunakan berkarat dan keropos sehingga tak mampu menahan beban.

AHM bersama Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun melakukan pemeriksaan.

Direktur Marketing PT AHM Octavianus Dwi mengatakan, berdasarkan investigasi awal, tidak ditemukan masalah dalam proses produksi rangka eSAF dan sudah sesuai standar global. Hal tersebut juga diakui oleh KNKT dan Kemenhub saat melakukan evaluasi. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE