MARKET NEWS

Saham Astra (ASII) Turun Lagi, Sentimen Negatif Datang Silih Berganti

TIM RISET IDX CHANNEL 19/02/2024 15:08 WIB

Saham PT Astra International Tbk (ASII) kembali terkena tekanan jual dalam lanjutan sesi II, Senin (19/2/2024).

Saham Astra (ASII) Turun Lagi, Sentimen Negatif Datang Silih Berganti. (Foto: Astra)

IDXChannel – Saham PT Astra International Tbk (ASII) kembali terkena tekanan jual dalam lanjutan sesi II, Senin (19/2/2024).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.48 WIB, saham merosot 2,40 persen ke Rp5.075 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp317,41 miliar dan volume perdagangan 61,97 juta saham.

Dus, saham ASII ambles 4,69 persen dalam sepekan. Sedangkan, dalam sebulan saham konglomerat otomotif hingga pertambangan ini terjungkal 5,56 persen.

Secara teknikal, saham ASII kembali melanjutkan tren penurunan (downtrend) dan berpotensi menguji area support terdekat di level psikologis 5.000 dan level 4.900.

Sementara, level resistance terdekat untuk ASII berada di kisaran 5.375 dan 5.475.

Kini, ASII diperdagangkan 6,03 kali di atas laba perusahaan (EPS), lebih rendah dibandingkan angka price-to earnings ratio (PER) rata-rata dalam lima tahun terakhir (11,3 kali).

Penjualan Mobil Lesu

Diwartakan sebelumnya, sektor otomotif di Indonesia masih mengalami tekanan. Ini terlihat dari penjualan wholesales mobil di Indonesia pada Januari 2024 yang turun 18,4 persen secara bulanan (MoM).

Sementara, secara tahunan penjualan mobil tertekan 26,1 persen yoy ke level 69.619 unit. Kondisi ini ditekan oleh melemahnya penjualan dari hampir seluruh brand.

Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penjualan wholesales sebesar 37.984 unit pada Januari 2024, turun 20,3 persen MoM dan 25,2 persen yoy. Hasil tersebut membuat pangsa pasar ASII berada di level 54,6 persen dibandingkan Desember 2023 yang mencapai 55,9 persen dan Januari 2023 sebesar 53,8 persen.

Secara bulanan, hanya Daihatsu dan Hyundai yang mengalami kenaikan penjualan, masing-masing sebesar 12,2 persen MoM dan 3,3 persen MoM.

Meski tumbuh secara bulanan, Daihatsu dan Hyundai mengalami penurunan penjualan tahunan sebesar -1,1 persen yoy dan 26,2 persen yoy.

Menurut Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, penurunan penjualan pada Januari 2024 dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat.

Melansir Stockbit, Jongkie menjelaskan bahwa lemahnya penjualan mobil juga dipicu oleh diperketatnya leasing approval serta calon pembeli mobil yang cenderung untuk wait and see menunggu kepastian hasil pemilu.

Sentimen EV

Tahun ini, Gaikindo menargetkan penjualan wholesales mobil pada 2024 mencapai 1,1 juta unit, naik 10 persen dari realisasi 2023. Dari jumlah tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, memperkirakan bahwa 15–18 persen di antaranya merupakan mobil listrik.

Selain faktor-faktor yang dijelaskan oleh Gaikindo, Stockbit Sekurita menilai penurunan penjualan mobil pada Januari 2024 juga dipengaruhi oleh antisipasi konsumen yang menunggu peluncuran beberapa brand mobil listrik baru di Indonesia, seperti BYD dan VinFast.

Sebagai informasi, peluncuran resmi dan detail atas penjualan mobil BYD dan VinFast berlangsung pada acara Indonesia International Motor Show (IIMS) yang berlangsung pada 15–25 Februari 2024.

“Jika pelemahan penjualan ini berlanjut pada beberapa bulan ke depan, kami menilai bahwa target penjualan sebesar 1,1 juta unit pada 2024 berpotensi tidak tercapai,” tulis analisis Stockbit Sekuritas.

Sebelumnya, perusahaan mobil listrik asal China, Build Your Dreams (BYD) resmi hadir di Indonesia. Dalam acara peresmian di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (18/1/2024) menjadi ajang peluncuran tiga mobil listrik, yakni Dolphin, Atto 3 dan Seal.

Direktur Operasional PT BYD Motor Indonesia Nathan Sun menjelaskan kehadiran ketiga model mobil listrik tersebut sebagai bukti keseriusan BYD di dalam negeri.

"Dalam kesempatan kali ini kami langsung memperkenalkan sekaligus tiga mobil listrik," kata Nathan.

Popularitas BYD memang sedang tinggi, terbukti dari penjualan BYD Automotive yang menjadi merek mobil listrik terlaris di dunia pada 2023.

Menurut data EV-Volumes yang dirilis situs CleanTechnica, sepanjang Januari-Desember 2023 volume penjualan mobil listrik asal China ini mencapai 2,87 juta unit, melonjak 56 persen dibanding 2022 (yoy).

Penjualan BYD bahkan melampaui capaian Tesla di mana perusahaan milik Elon Musk ini menjual 1,8 juta unit mobil listrik sepanjang 2023.

Menurut Clean Technica, ruang pertumbuhan BYD di China relatif kecil, karena kondisi perekonomian domestik. Pertumbuhan penjualan BYD tahun ini pun akan sangat bergantung pada pasar luar negeri, seiring dengan ekspansi sejumlah pabrik yang mulai beroperasi di Brasil dan Thailand.

Kabar terbaru, unit usaha ASII di bidang otomotif PT Toyota Astra Motor (TAM) kembali melakukan recall atau penarikan kembali ratusan ribu unit mobil yang dijual di Indonesia.

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) juga mengumumgkan recall pada model Xenia dalam rangka pengencangan mur shock absorber dan perbaikan door beam depan kanan.

Kabar tersebut menambah sentimen negatif untuk Astra akhir-akhir ini, mulai dari temuan ketidaksesuaian sertifikasi emisi mesin diesel Toyota, aksi pangkas rekomendasi ala JP Morgan dan Macquarie pada 22 Januari lalu di tengah masuknya produsen mobil listrik China ke Indonesia, manipulasi uji keselamatan tabrakan yang dilakukan Daihatsu Motor Co. Ltd Jepang, hingga kabar skuter matik Honda besutan PT Astra Honda Motor (AHM) yang menggunakan rangka eSAF keropos dan patah. (ADF)

SHARE