Saham Bank-Bank Besar Moncer, BBRI Melesat 6 Persen
Saham bank-bank besar ditutup menguat signifikan pada Selasa (12/8/2025), melanjutkan penguatan sehari sebelumnya.
IDXChannel – Saham bank-bank besar ditutup menguat signifikan pada Selasa (12/8/2025), melanjutkan penguatan sehari sebelumnya di tengah potensi masuknya arus dana (inflow), termasuk dari MSCI, dan membaiknya sentimen pasar secara umum.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melonjak 6,30 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) meningkat 4,03 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terapresiasi 3,81 persen.
Setali tiga uang, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 3,51 persen.
Potensi derasnya aliran dana asing dari MSCI turut menopang kenaikan saham-saham bank besar. Menurut estimasi Algo Research, pasar saham Tanah Air berpotensi menerima passive inflow dari MSCI senilai Rp20 triliun, lebih besar dibandingkan sejumlah negara lainnya, seiring masuknya nama-nama baru di indeks global tersebut.
Saham DSSA milik Grup Sinarmas dan CUAN besutan Grup Barito milik Prajogo Pangestu masuk ke large cap index, sedangkan ADRO, AADI, KPIG, PTRO, RATU, TAPG di small cap MSCI dalam review Agustus ini.
Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai masuknya dua konstituen baru ke dalam standar kapitalisasi MSCI, DSSA dan CUAN, menjadi sentimen positif bagi pasar.
“Untuk DSSA sendiri memiliki market cap yang cukup besar sehingga mampu menjadi pendongkrak IHSG,” katanya, Senin (11/8/2025).
Michael juga menyoroti perkembangan di sektor perbankan. “Bisa kita perhatikan juga, bahwa ternyata perbankan tidak mengalami penurunan bobot di MSCI,” katanya.
Michael juga menilai, potensi dana asing yang masuk ke pasar Indonesia masih cukup besar dalam waktu dekat.
“Ada perkiraan inflow yang cukup besar hingga di akhir Agustus nanti menyusul masuknya beberapa konstituen Indonesia ke MSCI,” ujar Michael kepada IDXChannel, Jumat (8/8) pekan lalu.
Tiga bank besar Indonesia juga mendapat sorotan positif analis meski target harga sebagian disesuaikan.
UOB Kay Hian menilai kinerja kuartal II-2025 BBRI menunjukkan tanda awal stabilisasi kualitas aset dan biaya dana. Rasio kredit berisiko (LAR) bank-only tercatat 11 persen, sementara porsi kredit restrukturisasi stabil di 6,4 persen.
Rasio dana murah (CASA) naik menjadi 65,5 persen pada Juni, membantu menekan biaya dana. Rekomendasi beli dipertahankan, namun target harga diturunkan dari Rp4.500 menjadi Rp4.250 karena asumsi imbal hasil ekuitas (ROE) yang lebih rendah.
Untuk BBNI, CGS International mempertahankan rekomendasi add seiring proyeksi pertumbuhan kredit semester II yang lebih baik. BBNI akan mengandalkan kredit wholesale dan segmen UMKM setelah pembersihan kualitas aset dua tahun terakhir. Prospek likuiditas semester II-2025 dinilai optimistis dengan asumsi pelonggaran moneter berlanjut.
Meski demikian, proyeksi laba per saham 2025-2026 dipangkas 7 persen akibat margin bunga bersih yang lebih rendah. Target harga juga dipangkas dari Rp5.600 menjadi Rp5.500.
Sementara itu, MNC Sekuritas tetap merekomendasikan beli untuk BBCA dengan target Rp11.300, mencerminkan valuasi PBV FY25E/FY26E sebesar 5,2x (kali)/4,7x.
Potensi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi, likuiditas yang baik, imbal hasil aset lebih tinggi, efisiensi biaya pencadangan, dan ROE stabil menjadi pendorong utama. Risiko yang diwaspadai meliputi potensi pengetatan likuiditas dan penurunan kualitas aset.
Secara umum, IHSG ditutup melesat 2,44 persen ke level 7.791,70 pada hari ini, tertinggi sepanjang 2025. Nilai transaksi mencapai Rp20,12 triliun dan volume perdagangan 29,78 miliar saham. Sebanyak 406 saham naik, 264 turun, dan 286 sisanya stagnan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.