MARKET NEWS

Saham Bank Besar Kembali Bertenaga, Intip Proyeksi BBCA Cs

TIM RISET IDX CHANNEL 21/10/2025 11:32 WIB

Saham-saham bank besar kembali menguat pada perdagangan Selasa (21/10/2025), melanjutkan kenaikan yang telah berlangsung setidaknya dalam dua hari terakhir.

Saham Bank Besar Kembali Bertenaga, Intip Proyeksi BBCA Cs. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham-saham bank besar kembali menguat pada perdagangan Selasa (21/10/2025), melanjutkan kenaikan yang telah berlangsung setidaknya dalam dua hari terakhir.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga pukul 11.17 WIB, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melonjak 5,71 persen ke level Rp8.325 per unit. Dengan kenaikan ini, saham bank milik Grup Djarum tersebut telah mencatat penguatan empat hari beruntun.

Dalam sepekan terakhir, BBCA sudah menanjak 14,83 persen dan dalam sebulan naik 6,73 persen. Kendati demikian, secara tahun berjalan (YtD) saham ini masih terkoreksi 11,31 persen.

Kenaikan serupa juga terjadi pada saham-saham bank pelat merah. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 1,90 persen menjadi Rp3.750 per unit, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menguat 1,16 persen ke Rp4.350 per unit, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) naik tipis 0,74 persen ke Rp4.070 per unit.

Sehari sebelumnya, ketiga saham tersebut juga mencatat lonjakan tajam. Saham BBRI melesat 5,15 persen, BMRI 6,17 persen, dan BBNI 6,32 persen.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai saham-saham perbankan besar berpotensi melanjutkan tren penguatan setelah sempat tertekan. Ia menyebut, sejumlah saham utama memiliki ruang kenaikan yang menarik dalam waktu dekat.

“BBCA memiliki target kenaikan V-shaped recovery di garis moving average (MA)-200, atau Rp8.750,” kata Michael, Selasa (21/10/2025).

Dia menambahkan, prospek pemulihan juga terlihat pada saham bank pelat merah. “Target BBRI di 4.000, sementara BBNI di 4.300,” imbuh dia.

Sebelumnya, Michael menilai, potensi pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI Rate mulai memicu respons menarik dari investor asing, terutama pada saham perbankan.

“Menyusul BI rate yang berpotensi dipangkas menurut konsensus sebesar 25 basis poin, kita perhatikan memang ada beberapa pergerakan menarik dari foreign yang berbalik arah melakukan akumulasi di saham perbankan,” ujar Michael, Senin (20/10/2025).

Menurutnya, momen ini menjadi sorotan karena valuasi sektor perbankan kini berada pada level terendah sejak 2022.

“Hal ini cukup menarik menyusul perbankan saat ini berada dalam tiitk terendah dari tahun 2022,” katanya.

Namun, ia mengingatkan bahwa secara teknikal, sinyal pembalikan tren masih belum terlihat. Pergerakan saat ini baru sebatas pantulan dari area support yang kuat.

Michael menambahkan, peluang pembalikan arah baru akan lebih jelas dalam beberapa bulan mendatang jika saham-saham bank besar mampu bertahan di level support tersebut.

“Jika saham big banks mampu mempertahankan area-area support saat ini, maka dalam 1-2 bulan kedepan baru akan terlihat ada potensi pembalikan arah,” tutur Michael.

BI diperkirakan kembali memangkas suku bunga acuannya pada Rabu (22/10) dalam pertemuan keempat secara berturut-turut, menjadi 4,50 persen.

Langkah ini mencerminkan fokus pembuat kebijakan yang semakin besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meskipun nilai tukar rupiah masih melemah, menurut jajak pendapat ekonom yang dilakukan Reuters.

Dari 28 ekonom yang disurvei Reuters pada 13–20 Oktober, sebanyak 21 orang memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan reverse repo tujuh hari sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen pada 22 Oktober.

Sisanya memperkirakan suku bunga tetap di 4,75 persen. Survei tersebut juga menunjukkan ekspektasi bahwa suku bunga fasilitas simpanan dan pinjaman overnight akan dipangkas 25 basis poin menjadi masing-masing 3,50 persen dan 5,25 persen, meskipun berdasarkan sampel yang lebih kecil. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE