MARKET NEWS

Saham Bank Mandiri (BMRI) Jadi Koleksi Investor Asing, Net Buy Lebih dari Rp1 Triliun

TIM RISET IDX CHANNEL 06/08/2024 10:49 WIB

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menerima aliran dana asing yang cukup deras akhir-akhir ini.

Saham Bank Mandiri (BMRI) Jadi Koleksi Investor Asing, Net Buy Lebih dari Rp1 Triliun. (Foto: Bank Mandiri)

IDXChannel – Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menerima aliran dana asing yang cukup deras akhir-akhir ini seiring emiten bank BUMN tersebut membukukan kinerja keuangan yang positif sepanjang semester I-2024.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) atas saham BMRI dengan nilai Rp195,06 miliar di pasar reguler pada Senin (5/8).

Selama sepekan, net buy asing mencapai Rp1,01 triliun dan dalam sebulan angkanya menyentuh Rp1,44 triliun di pasar reguler.

Masuknya dana asing, yang mengindikasikan optimisme pelaku pasar luar terhadap kinerja BMRI, turut mengangkat performa saham perseroan. Saham BMRI tumbuh 1,14 persen secara harian ke Rp6.650 per saham per Selasa (6/8/2024), hingga pukul 10.42 WIB.

Sementara, saham BMRI sudah terapresiasi 2,70 persen dalam sepekan dan menguat 4,31 persen dalam sebulan.

Sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD), saham BMRI meningkat signifikan sebesar 9,92 persen.

Vanguard-BlackRock Cs Jadi Investor

Sejumlah institusi asing kenamaan tercatat menggenggam saham BMRI.

Sebut saja, Capital Research and Management Company yang mengoleksi 2,86 persen saham BMRI per 30 Juni 2024.

Raksasa The Vanguard Group Inc. juga memiliki 1,93 persen saham BMRI per 30 Juni 2024.

Kemudian, nama besar lainnya macam BlackRock Inc. mempunyai 1,28 persen saham BMRI.

Lebih lanjut, GQG Partners LLC memiliki 1,16 persen, Schroder Invesment Management Ltd sebesar 0,58 persen, BNY Asset Management sebesar 0,45 persen, AllianceBernstein L.P. 0,36 persen, JPMorgan Asset Management 0,29 persen, hingga UBS Asset Management UG menguasai 0,25 persen.  

Rapor Hijau

Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp26,55 triliun di Semester I-2024. Laba ini tumbuh 5,23 persen secara tahunan (year on year) dibandingkan periode sebelumnya Rp25.23 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Rabu (31/7/2024), pertumbuhan laba bank ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 3,75 persen yoy menjadi Rp49,08 triliun pada akhir Juni 2024 dari sebelumnya Rp47,31 triliun.

Selanjutnya, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Mandiri turun 38 basis poin (bps) dari 5,30 persen menjadi 4,92 persen.

Bank dengan logo pita emas ini menutup paruh pertama tahun 2024 dengan pertumbuhan kredit hingga 20,46 persen (yoy), naik dari Rp1.272,07 triliun menjadi Rp1.532,35 triliun.

Jika dirinci, kredit yang disalurkan mencapai Rp1.487,43 triliun atau naik 20,07 persen (yoy). 

Selanjutnya pembiayaan konsumen dari lini multifinance mencapai Rp39,38 triliun atau melesat 41,93 persen (yoy). 

Serta bisnis sewa pembiayaan sebesar Rp5.53 triliun, yang hanya naik 0,20 persen (yoy) pada semester I-2024.

Dari kinerja kredit tersebut, Bank Mandiri Group mencetak pendapatan bunga mencapai Rp72,22 triliun pada semester 2024. 

Angka ini tumbuh 12,51 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp64,19 triliun.

Meski begitu, di rezim bunga tinggi saat ini beban bunga BMRI juga ikut tumbuh tinggi yakni sebesar 37,07 persen (yoy) pada enam bulan tahun 2024. 

Sebagai perbandingan, beban bunga meningkat dari Rp16,88 triliun menjadi Rp23,14 triliun.

Peningkatan laba juga terdorong oleh raupan pendapatan berbasis komisi atau fee based income secara konsolidasi sebesar Rp10,77 triliun pada semester I-2024 naik 14,37 persen yoy. 

Kemudian, penurunan nilai aset keuangan atau impairment yang susut 8,53 persen yoy menjadi Rp6,91 triliun.

Ini pula yang selanjutnya ikut serta mendongkrak laba operasional perusahaan dapat meningkat 6,36 persen (yoy) menjadi Rp36,60 triliun.

Dengan hasil tersebut, laba bersih periode berjalan BMRI mencapai Rp29,27 triliun atau tumbuh 5,66 persen (yoy). Kemudian mengalir sebagai laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp26,55 triliun atau meningkat 5,23 persen (yoy) pada semester I-2024.

Sedangkan dari sisi kualitas, kredit bermasalah (non performing loan/NPL) secara gross dapat ditekan secara signifikan dari 1,53 persen ke posisi 1,01 persen.

Sedangkan NPL neto bergerak sedikit naik dari 0,29 persen menjadi 0,35 persen. Adapun NPL konsolidasian Bank Mandiri tercatat sebesar 1,16 persen.

Sejalan laju kredit dan pembiayaan, total aset Bank Mandiri ikut terbang 14,96 persen (yoy) menjadi Rp2.257,80 triliun. Berikut liabilitas dan ekuitas, masing-masing menyentuh Rp2.003,44 triliun dan Rp254,35 triliun.

BMRI mencatat rasio imbal hasil terhadap aset (return on asset/ROA) sebesar 3,58 persen pada semester I-2024, lebih rendah dari periode sama sebelumnya yang sebesar 3,72 persen. Begitu juga rasio imbal hasil terhadap ekuitas (return on equity/ROE) dari 25,78 persen menjadi 24,39 persen. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE