MARKET NEWS

Saham BBCA Koreksi Gara-Gara Trump, Begini Penjelasan Bos BCA 

Anggie Ariesta 23/04/2025 19:57 WIB

Bos BCA buka-bukaan penyebab saham-saham perbankan termasuk BBCA koreksi signifikan usai libur Lebaran.

Saham BBCA Koreksi Gara-Gara Trump, Begini Penjelasan Bos BCA (foto inews media group)

IDXChannel - Saham-saham perbankan, termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami koreksi signifikan setelah libur Lebaran. Namun, koreksi ini bukan hanya terjadi pada BCA, melainkan bank lain termasuk Himbara.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, koreksi ini dipicu oleh sentimen negatif dari pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengenai potensi pengenaan tarif tambahan sebesar 32 persen terhadap produk impor dari negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS, termasuk Indonesia.

"Jadi, saya pikir bukan hanya BCA. Saya juga amati saham-saham dari bank lain, dari Mandiri, BRI, BNI gitu ya, dan bank lain. Trennya hampir sama dengan BCA. Kenapa? Karena kita ingat, pada waktu liburan panjang masa Lebaran, ada kejutan-kejutan dari teman kita Mr Trump, yang tiba-tiba menyebutkan ada tambahan biaya-biaya custom untuk setiap negara yang rate balance-nya dianggap merugikan Amerika. Nah, termasuk kita, terkena 32 persen," ujar Jahja dalam Press Conference Paparan Kinerja Triwulan I 2025, Rabu (23/4/2025).

Menurut Jahja, pengumuman ini memicu reaksi spontan dari investor, baik domestik maupun asing yang langsung melakukan aksi jual pada saat pasar dibuka kembali pada 8 dan 9 April 2025.

"Karena naluri investor, begitu dengar suatu berita yang uncertain, belum tahu, belum bisa mitigasi, dampak risiko kepada perbankannya, nomor satu apa? Jual dulu. Dan mentality atau habit ini, ya memang begitu, investor semua, dalam negeri dan luar negeri, adu cepet jual dulu," tuturnya.

Namun, Jahja melihat adanya potensi pemulihan (rebound) pada saham-saham perbankan, terutama yang memiliki fundamental kuat, termasuk BBCA. 

"Nah, nanti sesudah sampai dibahas, ternyata baru mulai lihat bagaimana respons, bagaimana bank yang fundamentalnya, atau bukan hanya bank ya, perusahaan-perusahaan yang fundamentalnya itu bagus, itu mulai diserok lagi. Maka terjadilah rebound," katanya.

Buyback Saham Rp1 Triliun

Untuk menahan koreksi lebih dalam, BCA mengumumkan program pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai maksimum Rp1 triliun dan menetapkan harga pembelian hingga Rp9.200 per saham.

"Jadi, memang at that time kita mengumumkan akan melakukan buyback dengan jumlah Rp1 triliun maksimum, dan harga kita angkat juga pada tingkat sampai dengan 9.200. Nah, jadi kita announce. Dan kita memang selama itu juga melakukan buyback, mungkin sesudah tanggal 8, 9, 10, mungkin 10, 11, kita mulai buyback," kata Jahja.

Mengenai potensi harga saham BBCA kembali ke level Rp10.000, Jahja mengaku tidak pasti.

"Kalau tadi ditanya, apakah bisa kembali ke level Rp10.000 di tahun ini? Nah untungnya saya bukan fortune teller, saya enggak punya bola kaca yang gosok-gosok, melintir biar keluar angka gitu ya. Jadi saya jujur, bahkan enggak tahu, bisa saja tercapai sebelum akhir tahun, bisa tahun depan, jujur enggak tahu ya. Dan kita juga memang tidak, target kita bukan untuk menaikkan terus harga saham," kata Jahja yang akan menjabat sebagai Presiden Komisaris BCA per 1 Juni 2025 itu.

(Fiki Ariyanti)

SHARE