Saham Bergerak Liar, Ini Penjelasan Manajemen Garuda (GIAA)
Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) atas volatilitas harga sahamnya.
IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) atas volatilitas harga sahamnya.
Berdasarkan data RTI Business, saham GIAA pada perdagangan Selasa (19/12) ditutup lompat 5,48 persen ke level 77. Sehari sebelumnya, saham maskapai pelat merah tersebut longsor 9,88 persen ke level 73.
Dan hari ini (22/12), saham GIAA terpantau menguat 1,43 persen ke level 71 hingga pukul 14.02 WIB. Sedangkan pada Kamis (21/12), saham GIAA justru melorot 7,89 persen ke level 70.
Direktur Utama GIAA, Irfan Saputra memberikan jawaban atas pertanyaan Bursa terkait fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
Dijelaskannya, fakta material atau kejadian penting terkini yang disampaikan perseroan adalah mengenai pelunasan sebagian surat utang dan sukuk (Bond Retirement).
Dia menambahkan, kreditur yang memiliki surat utang baru ini juga merupakan pihak yang mendapat distribusi saham dalam proses konversi utang saat Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD), yang merupakan bagian dari hasil homologasi PKPU yang telah disahkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Dengan demikian, dimungkinkan informasi mengenai Bond Retirement tersebut memengaruhi keputusan pemegang saham untuk melakukan transaksi terhadap efek perseroan," terang Irfan dalam keterbukaan informasi BEI, Jakarta, Jumat (22/12).
Irfan menegaskan, aksi korporasi yang dilaksanakan perseroan dalam waktu dekat adalah sebagaimana tertuang dalam Keterbukaan Informasi yang disampaikan perseroan pada 4 Desember 2023. Yakni pelunasan sebagian surat utang baru dan sertifikat sukuk baru (bond retirement) sebagai upaya perseroan untuk mengurangi liabilitas untuk mencapai ekuitas yang positif.
"Dalam hal terdapat perkembangan terkait dengan Bond Retirement tersebut, maka perseroan akan melakukan Keterbukaan Informasi lanjutan sesuai dengan ketentuan Pasar Modal terkait," ucapnya.
"Sehubungan dengan rencana penguatan ekosistem pariwisata di Indonesia, saat ini langkah atau program terkait masih dalam pembahasan dan diskusi antara Pemegang Saham Utama dan stakeholder terkait," pungkas Irfan.
(FAY)