Saham BMRI Sampai BBNI Kena Profit Taking, Jadi ‘Beban’ IHSG
Indeks sektor keuangan (IDXFINANCE) menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal perdagangan hari ini, Selasa (2/6/2022).
IDXChannel – Indeks sektor keuangan (IDXFINANCE) menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal perdagangan hari ini, Selasa (2/6/2022). Ini terjadi seiring investor melakukan aksi ambil untung (profit taking) di saham emiten bank utama.
Sementara, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.14 WIB, IHSG menguat 0,44% ke posisi 7.179,36 ditopang masuknya dana asing mencapai Rp345,27 miliar.
Dengan ini, IHSG berhasil membukukan reli kenaikan selama 4 hari perdagangan beruntun. Dalam sepekan, IHSG naik 3,77%, sedangkan dalam sebulan masih minus 0,70%. Adapun, sejak awal tahun (ytd) IHSG melesat 9,04%.
Di tengah menghijaunya IHSG, saham-saham perbankan utama dan sektor keuangan secara umum cenderung dilego oleh investor. (Lihat tabel di bawah ini).
Sumber: BEI, RTI, per pukul 10.10 WIB (diolah)
Apabila menilik data di atas, saham bank Himbara BMRI menjadi yang paling merosot hingga minus 3,24%. Pelemahan ini berbarengan dengan aksi jual bersih (net sell) oleh asing sebesar Rp52,08 miliar di pasar reguler.
Koreksi saham BMRI pagi ini tidak terlepas dari reli kenaikan selama 3 hari beruntun sebelumya. Alhasil, dalam sepekan, saham ini masih menguat 3,79%. Tren sepanjang 2022 juga meneguhkan bahwa harga saham BMRI masih berada dalam tren kenaikan (17,08%).
Saham bank swasta milik Grup Djarum BBCA juga terdepresiasi 1,94%, di tengah aksi lego asing mencapai Rp 18,17 miliar. Kendati turun, dalam seminggu saham BBCA masih melonjak 3,40%.
Setali tiga uang, duo saham bank pelat merah lainnya, BBRI dan BBNI juga terkena aksi profit taking pagi ini. Keduanya masing-masing turun 1,94% dan 1,63%.
Secara fundamental, kinerja keuangan keempat bank utama di atas terbilang positif.
Sebagai contoh, BNI berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2022 dengan meraih laba bersih perseroan Rp3,96 triliun, tumbuh 63,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Adapun pencapaian laba bersih BNI ini didapatkan dari pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh 7,3 persen yoy menjadi Rp 8,5 triliun
Nama lainnya, BRI berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp12,22 triliun pada kuartal I-2022. Laba bersih tersebut naik 78,13 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp 6,86 triliun.
Tidak hanya saham bank-bank utama, harga sejumlah saham bank kecil juga turun cukup dalam pagi ini. Sebut saja, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB ) 6,76%.
Kemudian, saham PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) masing-masing merosot 5,71% dan 3,20%. (ADF)