MARKET NEWS

Saham BOLA Naik 69,14 Persen di Perdagangan Perdana

Fahmi Abidin 17/06/2019 09:30 WIB

PT Bali Bintang Sejahtera Tbk akhirnya resmi sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten BOLA.

Saham BOLA Naik 69,14 Persen di Perdagangan Perdana. (Foto: Ist)

IDXChannel - PT Bali Bintang Sejahtera Tbk akhirnya resmi sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) usai melakukan Initial Public Offering (IPO)dengan kode emiten BOLA pada perdagangan Senin (17/6).

Pada pembukaan perdagangan, saham BOLA naik 69,14% atau 121 poin ke level Rp296. Saham BOLA ditransaksikan sebanyak 20 kali dengan volume sebanyak 1.295 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp38,33 miliar.

Perseroan merupakan emiten klub sepak bola pertama yang melakukan IPO di Asia Tenggara, sekaligus menjadi emiten ke-14 yang melantai di BEI tahun 2019. Dalam aksi korporasi ini perseroan melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar saham atau 33,33% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Adapun harga yang ditawarkan sebesar Rp175 per saham.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, aksi korporasi ini merupakan prestasi dan langkah besar perusahaan untuk menjadi lebih profesional dengan menjadi perusahaan terbuka.

"IPO merupakan sarana untuk menggalang dana yang bersumber di masyarakat. Perusahaan publik juga dipandang lebih profesional. Kami berharap, perusahaan dapat terus meneruskan good corporate governance (gcg) yang baik. Ini klub pertama di ASEAN yang melepas sahamnya ke publik," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (17/6).

Dalam kesempatan yang sama, CEO Bali United Yabes Tanuri menyatakan, melantainya perusahaan di pasar modal sejalan dengan tujuan perseroan menjadi klub sepakbola yang terus berinovasi.

"Dilepasnya saham Bali United untuk umum akan semakin banyak pihak yang mendukung tercapainya visi dan misi Bali United untuk meraih sukses yang berkelanjutan. Tentu saja para supporter akan berperan lebih aktif dalam memperbesar dampak Bali United," jelasnya.

Dalam aksi korporasi ini, BOLA menunjuk PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai perusahaan penjamin pelaksana emisi efek (underwriter). Adapun antusiasme masyarakat Bali, terutama fans dan suporter sangat besar, sejak masa penawaran hari ke-2 sudah oversubscribed. Komposisi investor ritel sendiri sebanyak 41% dan investor institusi sebanyak 59%.

"Perolehan dana IPO akan digunakan perseroan untuk investasi, memperkuat struktur permodalan di entitas anak, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja," tambah Yabes.

Bali United berencana menggunakan dana hasil IPO sekitar 19,1% untuk belanja modal, lalu sekitar 20,4% untuk memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak, dan 60,5% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan. (*)

SHARE